Putra dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, disebut tertarik untuk masuk ke dunia politik. Apakah ini gejala yang umum pada generasi Milenial dan Generasi Z?
“They gon’ switch sides” – Meek Mill, “F****n’ Wit Me” (2013)
Kita yang merupakan bagian dari generasi Milenial dan Generasi Z adalah generasi yang akhir-akhir ini paling sering disebut oleh para politisi – meskipun sebagian besar dari mereka hanya menyebut kata milenial untuk me-refer ke anak muda.
Ya, wajar sih. Di tengah “ledakan” digital, Milenial dan Gen Z adalah anak-anak muda yang paling dekat dan mengenal dunia digital. Istilah mudahnya sih, mereka lah warga asli dunia digital (digital natives).
Selain dikenal sebagai generasi yang serba efisien dan cepat dalam hal teknologi, Milenial dan Generasi Z juga dikenal sebagai generasi yang cepat berpindah pekerjaan. Hayoo, sadar apa nggak tuh?
Fenomena yang umum di generasi-generasi ini disebut sebagai job-hopping (melompat-lompat pekerjaan). Ini nggak hanya terjadi di dunia start-up yang emang serba cepat, tetapi juga di banyak industri lain kok.
Mengacu ke tulisan Brandi Fowler di LinkedIn yang berjudul Is Job-Hopping Bad?, sebagian besar pelaku job-hopping adalah Milenial dan Generasi Z. Mereka biasanya melakukan ini demi mendapatkan kesempatan yang lebih baik.
Memang, job-hopping bisa memberikan sejumlah keuntungan. Namun, bisa juga, berujung pada sejumlah kerugian – misal pemberi pekerjaan menjadi ragu dengan komitmen yang dimiliki oleh para job-hoppers.
Nah, kebiasaan sering berpindah pekerjaan seperti ini ternyata juga berlaku di dunia politik lho. Salah satunya mungkin terjadi pada putra dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni Kaesang Pangarep.
Kaesang ini sebenarnya cukup cemerlang di dunia bisnis. Banyak bisnisnya berjalan dengan baik, mulai dari yang bernama Sang Pisang hingga Mangkokku.
Namun, mengacu pada pernyataan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka – yang mana merupakan kakaknya, Kaesang ternyata juga tertarik untuk masuk dunia politik. Hmm, mungkin, Kaesang ini bisa dibilang adalah job-hoppers sejati.
Gimana nggak? Di dunia bisnis, misalnya, Kaesang udah mencoba banyak jenis usaha – mulai dari permainan papan (board games), makanan, makanan ringan, minuman, hingga ternak lele. Lha, sekarang, ternyata juga mau coba dunia politik.
Ya, sebenarnya, nggak masalah juga kalau ingin terjun dunia politik. Yang penting, selama masih bisa menjalankan amanat rakyat sesuai kepercayaan yang diberikan, sah-sah aja kok kalau Mas Kaesang menginginkan demikian.
Yang jadi pertanyaan kemudian adalah partai politik (parpol) apa yang bakal jadi kendaraan Mas Kaesang nih. Soalnya, dengar-dengar, ada banyak parpol lho yang tertarik untuk meminang Mas Kaesang – mulai dari PPP, PKB, PSI, PDIP, hingga Partai Gerindra.
Ya, siapapun nantinya yang bakal jadi parpol-nya Kaesang, siap-siap aja sih kalau nanti kadernya juga malah jadi job-hopper – alias party-hopper. Eits, tunggu dulu. Bukannya fenomena party-hopper udah ada sejak dulu ya? Apakah tren ini sudah muncul duluan di “industri” politik? Hmm. 🤔 (A43)