HomeCelotehKader Inginkan Prananda Ketimbang Puan?

Kader Inginkan Prananda Ketimbang Puan?

Kecil Besar

“Kerja kader serta simpatisan partai kami sangat militan. Calon yang kami usung adalah aspirasi dari bawah, yang kemudian diperjuangkan Mas Prananda untuk mendapat persetujuan dari Ibu Ketua Umum”. – I Wayan Koster, Ketua DPD PDIP Provinsi Bali


PinterPolitik.com

Hari pemungutan suara Pilkada 2020 memang telah berlalu. Beberapa kandidat dan partai politik pun sudah mengumumkan kemenangannya berdasarkan hasil hitung cepat, baik yang dilakukan oleh masing-masing partai maupun oleh lembaga survei tertentu.

PDIP jadi salah satu partai yang berbangga diri dengan pencapaian di Pilkada ini karena memenangkan pemilihan di banyak daerah. Misalnya di Bali, dari 6 Pilkada yang terjadi di provinsi tersebut, 5 di antaranya dimenangkan oleh PDIP.

Wih, sungguh berjaya di Pulau Dewata. Yang penting nanti aspirasi masyarakatnya juga ikut didengarkan ya, misalnya tentang reklamasi Teluk Benoa, soal pencemaran pantai, dan lain sebagainya. Uppps.

(Baca juga: Bajo Kunci Kemenangan Gibran?)

Nah, terkait kemenangan ini, kader-kader PDIP menunjuk salah satu tokoh yang menurut mereka berjasa besar. Dia adalah Prananda Prabowo yang kini menjabat sebagai Ketua DPP PDIP Bidang UMKM, Ekonomi Kreatif dan Ekonomi Digital. Doi adalah salah satu putra mahkota PDIP yang merupakan anak sang Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dari pernikahannya dengan Surindro Supjarso.

Kader-kader PDIP menyebut Prananda menjadi corong aspirasi mereka, sekaligus membantu mereka mengonsolidasikan kekuatan partai.

Hmm, ini muji Prananda sekaligus menyindir Puan Maharani ya? Hayooo. Soalnya, sebagai salah satu kandidat pengganti Megawati di pucuk kekuasaan PDIP, Puan yang adalah putri Megawati dari pernikahannya dengan Taufik Kiemas, merupakan yang terdepan.

Baca juga :  Didit The Peace Ambassador?

Namun, di posisinya sebagai Ketua DPR RI saat ini, Puan dianggap tak mampu mendengarkan aspirasi masyarakat. Contohnya kayak UU Cipta Kerja yang begitu aja diketok palu. Jadinya, masyarakat emang udah mulai negatif melihat posisi Bu Puan.

Makanya, kalau bicara soal “menyerap” aspirasi, sepertinya Bu Puan agak tertinggal dalam hal persepsi publik. Ini sebuah start yang bagus juga untuk Prananda, terutama dalam posisinya di internal partai.

Nah, soal perebutan tahta ini emang bikin kita teringat pada kisah serupa yang terjadi antara Thor dan Loki di serial superhero milik Marvel. Keduanya sama-sama bersaing untuk menjadi yang tertinggi, namun dengan latar sikap dan pandangan yang berbeda.

Hmm, lalu di antara Puan dan Prananda ini, siapa ya yang cocok jadi Thor dan siapa yang cocok jadi Loki? Uppps. Menarik untuk ditunggu kelanjutannya. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Indonesia Thugocracy: Republik Para Preman?

Pembangunan pabrik BYD di Subang disebut-sebut terkendala akibat premanisme. Sementara LG “kabur” dari investasinya di Indonesia karena masalah “lingkungan investasi”.

It is Gibran Time?

Gibran muncul lewat sebuah video monolog – atau bahasa kekiniannya eksplainer – membahas isu penting yang tengah dihadapi Indonesia: bonus demografi. Isu ini memang penting, namun yang mencuri perhatian publik adalah kemunculan Gibran sendiri yang membawakan narasi yang cukup besar seperti bonus demografi.

Aguan dan The Political Conglomerate

Konglomerat pemilik Agung Sedayu Group, Aguan alias Sugianto Kusuma, menyiapkan anggaran untuk program renovasi ribuan rumah.