“Musibah akan selalu menarik jadi pembicaran, tapi jangan kamu sering berbicara di balik musibah.”
PinterPolitik.com
Apa karena closing ceremony Asian Games 2018 dihadiri boyband K-Pop jadi bikin Jokowi enggan hadir? Kan Jokowi anak metal, jadi pasti sangat ilfeel kalau harus nonton K-Pop berlama-lama.
Hmmm, tidak pasti memang prediksi eyke terkait Jokowi suka atau benci K-pop. Tetapi yang pasti Jokowi itu lebih memilih ke Lombok dibanding harus datang dan menutup Asia Games gengs.
Apa? Kalian masih mau bilang kalau kehadiran Jokowi di Lombok itu pencitraan? Masa sih cuman karena ia nonton bareng penutupan Asian Games bersama para pengungsi dibilang carmuk? Duh, jangan dong gengs, masa saudara kita kena musibah harus ikut kena nyiyir. Weleh-weleh.
Btw gengs, di luar itu semua sudah ada yang tahu belum kalau kehadiran Jokowi ke Lombok itu dibarengi dengan guncangan gempa berkekuatan 5,3 skala Richter?
Kalau menurut orang dulu sih, bencana alam itu disebabkan karena adanya pemimpin yang zolim. Hmmm, apa mungkin bertepatannya gempa dengan kehadiran Jokowi itu sebuah pertanda kalau ia adalah pemimpin yang… Hush, enggak boleh ngomong yang aneh-aneh ah gengs. Wkwkwk.
Jadi intinya kalian itu percaya yang mana gengs? Percaya orang dulu apa percaya sama BMKG dan Jokowi nih? Kalau eyke mah percaya sama Tuhan aja gengs, daripada kualat kan. Betul apa betul? Wkwkwk.
Oh iya gengs, eyke mau nanya terkait Asian Games 2018. Menurut kamu gimana? Apa benar ini bukti keberhasilan Jokowi untuk pencitraannya? Atau ini keberhasilan Erick Thohir selaku Ketua Pelaksana saja? Hmmm, atau apa mungkin ini sekedar keberhasilan memilih konsultan event dengan tepat?
Kalau sampai iya sih gengs, kasihan juga ya konsultan eventnya enggak dipublikasiin sama media massa dan tidak digaungkan oleh para petinggi pelaksana Asian Games. Ckckck
Untung aja konsultan eventnya enggak suka pencitraan ya gengs. Btw daripada pusing pikirin orang yang sukanya pencitraan, mending kita pikirin ungkapannya Najwa Shihab gengs, kali aja kan bisa ilang pusingnya:
“Masyarakat coba dipikat, dengan pencitraan palsu yang merakyat.“ (G35)