HomeCelotehJokowi Senang BLACKPINK Datang?

Jokowi Senang BLACKPINK Datang?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar izin konser dan acara (event) dipermudah agar pembuat acara bisa segera mempromosikan kegiatannya. Apakah Pak Jokowi mengajak masyarakat untuk ikut lebih banyak ticket war?


PinterPolitik.com

“BLACKPINK in your area. Eh-oh” – BLACKPINK, “Shut Down” (2022)

Hayoo, para BLINKs udah siap belum buat menyambut kedatangan BLACKPINK – grup girlband asal Korea Selatan (Korsel) – pada 11-12 Maret 2023 nanti? Pasti lah ya udah nggak sabar buat menyaksikan langsung BLACKPINK membawakan lagu-lagu seperti “Pink Venom” (2022), “DDU-DU DDU-DU” (2018), dan “Kill This Love” (2019).

Nah, meski sebelumnya sempat muncul kabar bahwa Stadion Gelora Bung Karno (GBK) tidak boleh digunakan untuk persiapan Piala Dunia U-20, BLACKPINK akhirnya tetap akan menghibur BLINKs Indonesia pada pertengahan Maret ini.

Selamat ya, guys, yang akhirnya dapat tiket buat nonton BLACKPINK! Kalian bisa dibilang telah memenangkan perang besar yang berlangsung cepat tetapi decisive. Perang apa lagi kalau bukan perang tiket alias ticket war?

Beuh, perang satu ini memang bisa membuat kita frustasi. Pasalnya, baru berapa detik tiket dijual saja, orang-orang langsung menyerbu dan berebut tiket secara online. Kalau telat sedikit saja, kita pun bisa nggak kebagian tiket.

Hmm, kalau nggak kebagian tiket, kita pun akhirnya jadi sasaran empuk dari para calo tiket. Bahkan, tuh, para calo tiket ini bisa menjual harga tiket menjadi berkali-kali lipat. Harga tiket VIP konser BLACKPINK yang harganya sekitar Rp3,9 juta, misalnya, bisa dijual hingga Rp25 juta lho. Gila sih!

Maka dari itu, ada beberapa tips dan trik yang perlu dipelajari kalau mau perang tiket nih. Beberapa di antaranya adalah jaringan internet yang stabil dan cepat, akun pembelian yang telah terdaftar, persiapan di laman lebih awal, dan persiapan data diri.

Baca juga :  Tak Ada Megawati, Hanya Jokowi
Jokowi Ajak Ticket War

Apalagi nih, guys, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) udah menginstruksikan supaya konser, acara olahraga, dan event besar lainnya dipermudah perizinannya. Hmm, makanya tuh, kita perlu siap-siap nih kalau ternyata musisi dan artis favorit kita mengadakan konser besar.

Kata Pak Jokowi sih, alasannya adalah karena saat ini adalah saatnya masyarakat membelanjakan uangnya agar pertumbuhan ekonomi terus meningkat. Soalnya nih, menurut Pak Jokowi, banyak uang senilai Rp690 triliun masih tertahan di tabungan bank.

Mengacu ke penjelasan Pamela Wicker dan Popi Sotiriadou dalam tulisan mereka berjudul The Trickle-Down Effect: What Population Groups Benefit from Hosting Major Sport Events?, acara-acara besar seperti acara olahraga bisa memberikan dua macam outcome (hasil), yakni hasil intangible seperti kebanggaan masyarakat dan hasil tangible seperti pariwisata.

Nah, bukan nggak mungkin, konser dan events yang lebih banyak bisa meningkatkan trickle-down effect yang akhirnya membuat masyarakat di banyak lapisan ikut merasakan manfaat konser-konser besar semacam konser BLACKPINK. Nggak usah jauh-jauh, penjual minuman ringan pun bisa untung karena orang pasti haus ketika berteriak menyanyikan lagu BLACKPINK saat nonton konser.

Oh, iya, ngomong-ngomong soal ticket war nih, jadi ingat soal “tiket” lainnya. Apa lagi kalau bukan tiket untuk maju menjadi calon presiden (capres) yang kini lagi diribut-ributkan?

Hmm, mungkin, Pak Jokowi mau giveaway “tiket” ini? Kan, kemarin-kemarin, lagi sering-seringnya tuh absen nama-nama capres di banyak acara. Hehe. (A43)


spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?