Boyband asal Korea Selatan (Korsel) yang bernama Bangtan Boys – atau lebih dikenal sebagao BTS – memberikan pidato dan penampilan musik di sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serta ditunjuk sebagai Utusan Khusus Presiden Korsel Bidang Budaya dan Generasi Masa Depan. Kapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa punya perwakilan anak muda semacam BTS di PBB?
Di suatu alternate universe di Bumi-45, Presiden Joko Widodo (Jokowi) datang ke sidang Majelis Umum (MU) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai kepala negara. Jokowi akhirnya memberikan pidato (yang sudah direkam terlebih dahulu) di sidang Majelis Umum PBB.
Kurang lebih, hampir sama dengan pidatonya pada sidang yang sama pada tahun 2020 lalu, Jokowi kembali berfokus pada isu ketimpangan vaksin Covid-19 antara negara-negara maju dengan negara-negara berkembang dan tertinggal – meskipun Indonesia malah berupaya menawarkan diri sebagai pusat produksi vaksin guna memenuhi kebutuhan vaksin sendiri.
Sementara, Korea Selatan (Korsel) mampu menampilkan hal-hal yang baru. Salah satunya adalah kehadiran boyband ternama yang dikenal sebagai BTS (Bangtan Boys). Bahkan, BTS tidak hanya memberikan pidato, melainkan juga menampilkan salah satu lagu terbarunya yang berjudul “Permission to Dance”.
Melihat hal ini, Jokowi dari Bumi-45 juga ingin agar Indonesia bisa memiliki BTS versinya sendiri. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengadakan sayembara untuk mengajak para influencer Indonesia.
Baca Juga: Beda Influencer ala Jokowi-Anies
Hear ye, hear ye,
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencari influencer, artis, selebriti, dan/atau para pelaku kreatif lainnya untuk dapat menjadi perwakilan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pemerintah – seperti laporan ICW – telah siapkan anggaran miliaran rupiah secara total untuk influencer. Diharapkan mereka-mereka adalah orang yang kreatif dan menarik.
Berikut syarat-syarat yang harus dipenuhi:
- Mampu membawa dan mempromosikan program dan kebijakan pemerintah apa pun – seperti RUU Cipta Kerja (Omnibus Law),
- Tahan banting bila dikritik oleh warganet karena juga merangkap sebagai posisi buzzer,
- Bisa jadi duta vaksin tanpa harus ngeluyur setelah menjalankan vaksinasi,
- Mampu tahan diri untuk tidak buat polemik dan sibuk klarifikasi di podcast Deddy Corbuzier,
- Tidak percaya konspirasi soal Covid-19 serta vaksinnya,
- Bersedia mengenakan kalung anti-Corona sebagai penangkal ampuh atas Covid-19, dan
- Good-looking is a plus.
Demikian pengumuman sayembara ini. Atas perhatiannya, terima kasih.
(A43)
Baca Juga: Raffi Ahmad, Bumerang Semiotika Politik Jokowi?
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.