HomeCelotehJokowi, "Penghibur" Xi Jinping?

Jokowi, “Penghibur” Xi Jinping?

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bercerita bahwa dirinya pernah membuat Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping tertawa dalam sebuah makan malam bersama. Apakah Jokowi pandai menghibur Xi?


PinterPolitik.com

“Senyum menghiasi sang malam yang berkilau bagai permata menghibur yang lelah jiwanya,” – Padi, “Sang Penghibur” (2007)

Ada salah satu jurus rahasia yang bisa digunakan untuk mendekati dia yang kita suka. Jurus rahasia ini cukup sulit kalau kita tidak terbiasa. Jurus itu adalah dengan menjadi orang yang humoris.

Hmm, memang bukan rahasia lagi sih kalau jurus ini adalah jurus yang ampuh. Bahkan, banyak yang bilang kalau cewek itu paling suka dengan cowok yang humoris. 

Sampai-sampai nih, cowok yang good-looking biasanya kalah sama cowok yang lebih humoris. Hehe, katanya lho ya. Kalau faktanya sih, belum tentu benar demikian.

Nah, meski asumsi soal cowok humoris lebih baik daripada cowok good-looking belum benar-benar teruji, ada satu hal yang tampaknya benar adanya, yakni fakta bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah seorang cowok yang humoris. 

Gimana nggak? Kalau berdasarkan ceritanya dalam wawancaranya dengan sebuah media asal Tiongkok, Pak Jokowi menyebutkan bahwa dirinya pernah membuat Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping tertawa lho dalam sebuah acara makan malam.

Waduh, Pak Jokowi ternyata bisa aja. Mungkin, Pak Presiden kita satu ini memang bisa menghibur rekan-rekan setingkatnya yang berasal dari negara-negara lain. 

Kalau kita ingat-ingat lagi, Pak Jokowi pas itu juga pernah membuat Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ketawa juga lho pas pemimpin-pemimpin negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) berkunjung ke AS.

Benarkah Dunia Butuh Tiongkok

Wah, apakah Pak Jokowi ternyata titisannya Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur? Kan, Gus Dur juga dikenal sebagai presiden yang humoris tuh. Hehe.

Hmm, mungkin, gara-gara inilah akhirnya Xi akhirnya kesengsem sama Pak Jokowi. Selain cerita soal keberhasilannya dalam membuat Xi tertawa, Pak Jokowi juga cerita gimana hubungan kedua negara di bawah pemerintahan mereka masing-masing juga makin dekat.

Baca juga :  Trump Ancam BRICS, Prabowo Balik Kanan?

Ya, diplomasi semacam ini bisa disebut sebagai diplomasi personal. Mengacu pada penjelasan Ian Ostrander dan Toby J. Rider dalam tulisan mereka yang berjudul Presidents Abroad: Politics of Personal Diplomacy, terdapat peran idiosinkrasi (karakteristik khusus) masing-masing pemimpin dunia yang turut bermain dalam diplomasi, khususnya ketika dua pemimpin bertemu langsung secara tatap muka – bentuk pertemuan yang kerap dilakukan oleh Jokowi dan Xi.

By the way, gara-gara mungkin saking dekatnya nih, sampai-sampai Pak Jokowi juga memprediksi kalau Tiongkok bakal jadi negara investor terbesar di Indonesia dalam setahun atau dua tahun lagi – which means ini bakal terjadi sekitar tahun 2023 atau tahun 2024 tuh.

Wah, apakah Pak Jokowi ini semacam menjadi “penghibur” buat Pak Xi ya? Udah bisa membuat Pak Xi tertawa, sekarang malah juga bilang demikian di media asal Tiongkok.

Kan, gimana pun juga, kalau Indonesia makin dekat sama Tiongkok, Pak Xi juga makin happy karena bisa semakin menyingkirkan kekuatan hegemon lain di Asia Tenggara, yakni AS. Waduh, hati-hati lho, Pak Jokowi, nanti ada yang cemburu. Hehe

Ya, tapi, gimana pun juga, dalam sebuah hubungan yang dekat, jangan sampai lah salah satu pihak menjadi dominan. Kalau gitu, seperti perkataan zaman sekarang, nanti bisa jadi hubungan yang toxic lho – malah jadi “penghibur” atau “jester” bagi pihak yang dominan. Sedih kan kalau one-sided gitu. ☹ (A43)


spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?