Site icon PinterPolitik.com

Jokowi Marah, Tanda Sayang?

jokowi marah tanda sayang

Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Foto: Istimewa)

Dinamika kenaikan harga kebutuhan pokok serta bahan bakar kendaraan yaitu Pertamax ternyata membuat Presiden Jokowi geram. Bahkan, mantan Wali Kota Solo ini menilai hal tersebut terjadi karena para menterinya tidak memiliki sense of crisis


PinterPolitik.com

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluapkan kekesalannya kepada beberapa menteri yang dinilai tidak memiliki sense of crisis terhadap kondisi masyarakat. Hal ini lantaran harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi jenis Pertamax (RON 92) mengalami kenaikan harga.

Hal ini akhirnya mengakibatkan pro dan kontra di tengah masyarakat sehingga presiden tidak ragu menunjukkan gestur marah saat memberikan pidato di hadapan para menteri. 

Ungkapan kekesalan dan kemarahan presiden sebenarnya bukan kali ini saja terjadi tetapi sudah beberapa kali terlihat ketika Jokowi menyinggung perihal rendahnya serapan anggaran penanganan Covid-19 pada tahun 2020 silam. Kemudian, mantan Wali Kota Solo ini juga pernah marah pada bulan April 2022 lalu karena maraknya barang impor yang masuk ke Indonesia. 

Well, memang sejak menjabat sebagai presiden, Pak Jokowi tidak jarang meluapkan kekesalannya kepada para pembantunya alias para menteri. Namun, gestur marah Pak Jokowi tampaknya justru menuai reaksi di tengah masyarakat. 

Pro dan kontra terjadi di tengah masyarakat karena ada yang menilai positif dan juga ada yang sebaliknya. Padahal setiap manusia pasti pernah marah ketika merasa kecewa apalagi dikecewakan oleh orang yang selama ini dipercaya. 

Mungkin, inilah yang sedang melanda hati Pak Jokowi ketika melihat harga BBM melonjak serta minyak goreng yang mengalami kelangkaan. Perasaan kecewa akhirnya diluapkan di depan publik dengan langsung menyasar pada menterinya yang dinilai tidak bekerja secara optimal. 

Kemarahan yang terus berulang ini rasanya mengingatkan kepada sosok Naruto Uzumaki yang tidak jarang memperlihatkan amarahnya ketika merasa kecewa. Seperti saat Uzumaki meratapi kepergian sahabatnya yang bernama Sasuke Uchiha yang akhirnya mati. 

Namun, kemarahan seorang Uzumaki identik dengan rasa sayang terhadap orang yang dikasihinya seperti kehilangan sahabat, seperti halnya yang dijelaskan oleh filsuf kontemporer Martha Nussbaum dalam sebuah tulisan berjudul Aristotle on Anger, Justice, and Punishment karya Niel Aslak Christensen. 

Nussbaum dalam tulisan ini menjelaskan jika kemarahan muncul karena ada suatu tindakan yang menyinggung orang terdekat atau orang yang dicintai. Hal ini sekaligus menunjukkan jika marah itu juga bisa menjadi wujud sebagai rasa cinta, lho. 

Namun, di dalam tulisan yang sama, kemarahan menurut Aristoteles merupakan sebuah tindakan yang mengarah pada empat poin penting, yaitu sebagai wujud rasa sakit, pembalasan, imbas dari sebuah kelalaian, hingga sesuatu yang tidak pantas. 

Nah, kalau dalam fenomena marahnya Pak Jokowi kepada para menteri, bisa dikategorikan sebagai rasa sayang juga nggak ya? Hmm, atau kemarahan presiden ini bisa diidentikan dengan pemahaman Aristoteles yaitu akibat dari rasa sakit atau pembalasan karena kinerja para menteri yang tidak sesuai arahannya? 

Ya, mungkin, ini bentuk rasa sayang Pak Jokowi kepada masyarakatnya. Boleh jadi, karena saking sayangnya, sampai ada yang berwacana untuk memperpanjang “hubungan” Pak Jokowi dengan masyarakat Indonesia. (G69)


Exit mobile version