Pada hari Minggu, 26 Februari 2023, PAN mengadakan rapat koordinasi nasional (rakornas) di Semarang, Jawa Tengah. Tidak seperti biasanya, saat membuka acara ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) enggan mengabsen satu persatu calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang hadir. Hmm, kira-kira kenapa ya?
“Turns out that’s the only German you need to know to break enigma.” – The Imitation Game (2014)
Kalimat di atas diucapkan oleh Alan Turing setelah berhasil memecahkan enigma – sebuah kode yang digunakan oleh Jerman saat Perang Dunia II. Dalam film The Imitation Game (2014), kode enigma dipecahkan menggunakan ‘Christopher’ – sebuah mesin yang dibangun oleh Alan. Memecahkan kode enigma merupakan langkah krusial bagi Sekutu untuk memenangkan perang dunia kedua.
Dari kisah di atas, bisa dilihat bahwa “kode-kodean” merupakan salah satu cara komunikasi yang sudah lama digunakan. Namun, bukan Cuma Jerman dan Sekutu saja lho yang suka “kode-kodean”. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sepertinya juga sedang melakukan kode-kodean dengan publik nih.
Dalam rapat koordinasi nasional (Rakornas) PAN di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Jokowi mengaku enggan mengabsen calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang hadir. Kata Jokowi, “…pagi hari ini saya tidak akan mengabsen capres dan cawapres karena calonnya yang hadir sedikit. Nggak usah diabsen semua sudah tahu siapa.”
Kabarnya sih, Rakornas PAN dihadiri oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan juga Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir. Sudah bukan rahasia lagi bahwa Ganjar adalah salah satu capres dengan elektabilitas tertinggi saat ini. Nama Erick juga kian populer sejak menjabat sebagai Ketua Umum (Ketum) PSSI.
Ucapan ini disambut dengan tawa dari para hadirin Rakornas PAN. Wah wah wah, apakah Jokowi sedang mengkode capres dan cawapres yang mendapatkan restunya?
Dalam tulisannya The Logic of Indirect Speech, Pinker dkk. menawarkan tiga teori mengenai ucapan tidak langsung (indirect speech). Dalam teorinya yang kedua, Pinker dkk. melihat bagaimana suatu bahasa dapat digunakan dalam dua level, yaitu untuk menyampaikan suatu pesan dan untuk mempertahankan suatu hubungan.
Dengan menggunakan bahasa dalam kedua level ini, seorang pembicara dapat menyampaikan pesan kepada pendengar melalui cara paling aman (fungsi mempertahankan hubungan). Sebab, interpretasi atas pesan ada pada tangan pembicara.
Dalam konteks Jokowi dan sambutannya pada Rakornas PAN, Jokowi secara tidak langsung memberikan afirmasi bahwa Ganjar dan juga Erick yang hadir di situ sebagai kandidat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang kuat.
Kode ini sepertinya semakin keras melihat kontrasnya sambutan Jokowi di acara Hari Lahir (Harlah) ke-50 PPP di Tangerang, Banten. Di Harlah ke-50 PPP, Jokowi mengabsen nama-nama capres dan cawapres seperti Prabowo Subianto, Erick Tohir, Sandiaga Uno, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Menariknya lagi, nih, pada hari yang sama, yaitu Minggu, 26 Februari 2023, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengumumkan bahwa PDIP sudah memiliki capres dari internal partai. Capres ini merupakan hasil kontemplasi dari Ibu Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Hmm, apakah semua hal ini hanyalah sebuah kebetulan atau Jokowi memang sedang memberikan kita kode tentang capres-cawapres unggulannya? Menarik untuk dinanti nih kelanjutan “season” berikutnya. Hehe. (A89)