HomeCelotehJokowi, Anies, dan Politik Penghargaan

Jokowi, Anies, dan Politik Penghargaan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan baru saja mendapatkan penghargaan Lee Kuan Yew Exchange Fellow (LKYEF) ke-72 dari pemerintah Singapura. Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mendapatkan penghargaan Global Citizen Awards dari Atlantic Council di Amerika Serikat (AS).


PinterPolitik.com

“I’m just tryna stay alive and take care of my people and they don’t have no award for that. Trophies, trophies” – Drake, “Trophies” (2014)

Siapa sih yang nggak pengen dapat penghargaan? Gimana pun, penghargaan itu jadi sebuah pengakuan atas pencapaian yang kita lakukan.

Kala dulu waktu masih sekolah, misalnya, ada tuh penghargaan berupa kelas terbersih, kelas terpintar, kelas terdisiplin, dan seterusnya. Ya, secara nggak langsung, label-label dari penghargaan semacam itu bisa membuat kita sedikit lebih berbangga.

Tapi, apa sih sebenarnya makna utama dari sebuah penghargaan? Mudahnya, dengan penghargaan, kita jadi bersaing buat menjadi yang terbaik. Secara nggak langsung, ini bisa bikin kita termotivasi untuk terus menjadi lebih baik dari hari kemarin. Ceilah.

Nah, mungkin, inilah kenapa banyak penghargaan-penghargaan populer akhirnya menjadi tontonan banyak orang. Di dunia film, misalnya, ada namanya Penghargaan Oscar. Sementara, di dunia musik, ada juga yang namanya Grammy Awards.

Makin banyak penghargaan yang diperoleh oleh musisi atau pembuat film di ajang-ajang tersebut yang semakin diakui juga karya dan sumbangsihnya. Musisi-musisi seperti Quincy Jones, JAY-Z, Beyoncé, Stevie Wonder, dan Kanye West, misalnya, dianggap sebagai musisi hebat dengan penghargaan-penghargaan Grammy yang mereka peroleh.

Ngobrol-ngobrol Anies di Kondangan

Nah, nggak hanya di industri musik dan film, penghargaan juga ada lho di dunia politik dan pemerintahan. Gimana nggak? Baru-baru ini, ada lho dua pejabat yang dapat penghargaan – bahkan merupakan penghargaan tingkat internasional.

Baca juga :  Pedang Bermata Dua Anies?

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, misalnya, baru saja dapat penghargaan Lee Kuan Yew Exchange Fellow (LKYEF) ke-72 dari pemerintah Singapura. Sementara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan penghargaan Global Citizen Awards dari Atlantic Council di Amerika Serikat (AS).

Hmm, tapi, kan, kalau Grammy dan Oscar, penerimanya butuh pengakuan buat peningkatan di karier mereka. Lha, kalau Pak Anies dan Pak Jokowi kan sama-sama akan segera berakhir tuh masa jabatannya?

Eits, tunggu dulu. Bagi para politisi, warisan yang ditinggalkannya tentu matters dong. Cristian Fong dan teman-teman penulisnya dalam tulisan mereka yang berjudul Political Legacies: Understanding Their Significance to Contemporary Political Debates menjelaskan kalau warisan politik ini bisa punya peran untuk mengisi diskursus politik di masa depan.

Contoh paling mudah deh, bisa dilihat dari bagaimana setiap kebijakan Anies di Jakarta selalu dianggap sebagai gagasan yang mulanya datang dari gubernur-gubernur sebelumnya. Jadinya, kan, malah dinegasikan seakan-akan pejabat yang menjabat saat itu hanya penerus saja.

Ya, se-enggak-nya, penghargaan apa pun itu bisa mengisi bagian “awards and achievement” di curriculum vitae (CV) lah ya – at least kalau misalnya mau maju di kontestasi politik (lagi). Bukan begitu, bapak-bapak pejabat sekalian? Hehe. (A43)


spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?