HomeCelotehJodoh Ada ‘di Tangan’ Muhadjir?

Jodoh Ada ‘di Tangan’ Muhadjir?

“Inilah aku apa adanya yang ingin membuatmu bahagia” – Teuku Wisnu, “Cinta Kita” (2010)


PinterPolitik.com

Kata banyak orang, jodoh tidak akan pergi ke mana-mana. Setiap manusia ditakdirkan saling berpasang-pasangan. Jadi, bagi kita yang masih jomblo, merasa sedih, gundah, dan galau bisa saja bukan jadi pilihan yang tepat.

Apalagi nih, bakal ada kebijakan yang bakal mengatur soal jodoh kita lho. Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy punya usulan menarik yang bisa saja berkontribusi lho buat kehidupan perjodohan kita, yakni sebuah fatwa.

Pak Muhadjir bilang kalau Menteri Agama Fachrul Razi perlu membuat fatwa agar pernikahan dapat terjadi antara individu yang dianggap kaya dan individu yang dianggap miskin. Dengan begitu pernikahan diharapkan tak hanya terjadi antara dua individu yang dianggap setara (kufu).

Hmm, kata Pak Muhadjir sih, fatwa tersebut diperlukan untuk membantu mengurangi kemiskinan. Soalnya tuh, kalau individu yang miskin menikah dengan yang miskin juga, keluarga miskin yang baru bakal terbentuk tuh.

Selain itu, beliau juga menyebutkan kalau kemiskinan itu bisa menimbulkan penyakit bagi masyarakat, seperti stunting. Wah, mungkin, Pak Muhadjir ini berharap agar subsidi silang bisa terjadi juga di ranah pernikahan – sehingga nggak cuma terjadi dalam skema iuran BPJS Kesehatan.

Tapi, mungkin, Pak Muhadjir ini tak kuat hati melihat mereka-mereka yang hubungan percintaannya harus menghadapi perbedaan kaya-miskin sebagai aral yang melintang. Boleh jadi, beliau terinspirasi tuh dengan alur cerita yang dialami oleh Fitri dalam sinema elektronik (sinetron) Cinta Fitri (2007).

Soalnya tuh, dalam sinetron tersebut, Fitri yang berasal dari Wonogiri, Jawa Tengah, harus berhadapan dengan Hutama dan Moza yang menghalang-halangi hubungan percintaannya dengan Farrel. Farrel ini dikisahkan berasal dari keluarga yang kaya dengan memiliki sebuah perusahaan.

Wah, credits to Pak Muhadjir dong. Berkat beliau, kini Fitri-Fitri yang lainnya nggak perlu menghadapi drama yang berasal dari halangan-halangan seperti keluarga dan mantan kekasih.

Selain Fitri, Rachel Chu dalam film Crazy Rich Asians (2018) juga perlu berterima kasih pada Pak Muhadjir. Berkat usulan fatwa dari beliau, Rachel nggak perlu lagi bermain Mahjong dengan Eleanor Sung-Young untuk menikahi putranya yang bernama Nick Young. Hehe.

Eits, tapi, bagaimana kalau ada sebuah hubungan cinta yang tak memiliki sangkut paut dengan harta ya? Masa iya harus menikah kaya-miskin kalau nggak benar-benar cinta?

Hmm, mungkin, cinta itu memang misteri – terlepas dari kaya atau miskin. Lagi pula, soal percintaan dan pernikahan ini kan urusan hati – menjadi urusan pribadi masing-masing. Masa iya Pak Muhadjir ngurusin urusan hati setiap orang Indonesia? Hehe. (A43)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Baca juga :  Indonesia First: Doktrin Prabowo ala Mearsheimer? 
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Ridwan Kamil dan “Alibaba Way”

Ridwan Kamil usulkan agar setiap mal di Jakarta diwajibkan menampilkan 30 persen produk lokal. Mungkinkah ini gagasan Alibaba Way?

Prabowo, the Game-master President?

Di awal kepresidenannya, Prabowo aktif menggembleng Kabinet Merah Putih. Apakah Prabowo kini berperan sebagai the game-master president?

AHY, the New “Lee Hsien Loong”?

Di tengah sorotan publik terhadap para pejabat yang dapat gelar akademis tertentu, pujian justru diberikan kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).