HomeCelotehInikah "Geng Motor" ala Jokowi?

Inikah “Geng Motor” ala Jokowi?

Menjelang perhelatan MotoGP yang akan dilaksanakan di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Presiden Joko Widodo (Jokowi) melepas sejumlah para pembalap MotoGP untuk melakukan sebuah parade berkeliling Jakarta. Inikah konvoi “geng motor” para pembalap ala Jokowi?


PinterPolitik.com

Ngeeeng, ngeeeeeng,” begitu bunyi yang terdengar di Jayakarta beberapa waktu lalu. Bagaimana tidak? Tiba-tiba, sebuah rombongan pengendara beroda dua berparade mengelilingi jalanan ibu kota negeri Nusantara dalam alternate universe Bumi-45 tersebut.

Sungguh bukanlah pemandangan yang umum bagi negeri Nusantara – apalagi ternyata konvoi rombongan ini berangkat dari Kedaton Merdeka yang menjadi tempat kedudukan Jakawi dalam memimpin negeri Nusantara. Memang, bukan rahasia lagi bahwa Jakawi memiliki kegemaran tersendiri terhadap dunia sepeda motor.

Meski Jakawi sempat lemas karena dilarang untuk ikut bersepeda motor bersama para pembalap MotorGP, sang pemimpin tetap senang melihat pelaksanaan rangkaian balapan yang akan dilaksanakan di Sirkuit Mandalika di Lombok Tengah itu.

Namun, rasa senang Jakawi berubah ketika ia melihat para pembalap mulai melakukan aksi yang disebut sebagai burnout – melakukan pengereman sembari menarik gas hingga asap putih muncul dari roda belakang. Masalahnya, aspal sirkuit tersebut tergolong baru.

Marques: Please no burnouts, no wheelies.

(Lima menit kemudian. Marques malah melakukan burnout.)

Marques: Yeaaah!

Johnny Blaze: Saya juga bisa burnout. Malah burnout beneran kalau saya.

(Blaze pun melakukan burnout sampai si jago merah ikut muncul di kepala dan roda-roda sepeda motornya.)

Jakawi: Heh! Heh!

Johnny Blaze: Kenapa, Pak?

Jakawi: Itu aspalnya meleleh! Terus kenapa muka kamu jadi tengkorak dan terbakar?!

Johnny Blaze: Saya biasa dipanggil Ghost Rider sama orang-orang.

Baca juga :  Megawati Tumbangkan Pengaruh Jokowi-Anies

Jakawi & Marques: Nani?!!

Jakawi: Itu aspalnya baru dilapisin ulang buat balapan. Lha kok, malah kamu lelehin ini?! Gimana ini?!

Johnny Blaze: Wah, berarti ini standar aspalnya belum memenuhi standar saya berarti.

Jakawi: Itu udah standar internasional by the way. Coba itu tanya sama Pak Bas.

Pak Bas: Iya itu. PUPR sendiri yang menjalani proses pembangunan sirkuit ini.

Johnny Blaze: Hmm, kalau Mandalika ini bisa standar internasional, seharusnya jalan-jalan yang biasanya dipakai oleh masyarakat Nusantara juga perlu diperbaiki tuh, Pak. Kadang saya kesulitan mengejar penjahat karena banyak jalan rusak dan berlubang di negeri ini. Belum lagi, ada jalan yang belum beraspal.

Jakawi: Hmm… Benar juga. Selain buat kita, pelajaran juga nih buat para kepala-kepala daerah kita ya.

The End.

(A43)


spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?