Site icon PinterPolitik.com

Indonesia ‘Campuri’ Pilpres AS 2020?

Indonesia Campuri Pilpres AS 2020

Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di sela kegiatan KTT G20 di Jerman pada tahun 2017 silam. (Foto: AP)

“He’s settling in. He can’t wait to start meddling” – Tyler, the Creator, penyanyi rap asal Amerika Serikat


PinterPolitik.com

Siapa yang tidak kenal dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump? Politisi sekaligus pengusaha ini dikenal dengan berbagai kebijakan dan pernyataan yang dianggap kontroversial.

Kebijakan beliau untuk menyatakan perang dagang terhadap Tiongkok misalnya, dianggap membuat banyak negara lain merasakan dampaknya, termasuk Indonesia. Pertumbuhan ekonomi global disebut turut melambat atas adanya kompetisi dagang itu.

Tapi, tahu nggak sih kalau masa jabatan Trump akan segera berakhir pada Januari 2021 nanti? Meski masa jabatan itu segera berakhir, pengusaha satu ini kembali mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Republik dalam Pilpres AS 2020 tuh – bahkan menjadi satu-satunya calon yang paling kuat di kalangan internal partai.

Wah, melihat Trump yang berupaya kembali untuk duduk di kursi kepresidenan pada tahun 2021 nanti, ada beberapa pihak berharap agar pengusaha ini tak terpilih kembali. Bagaimana tidak? Kepresidenan beliau membawa banyak “perubahan” lho, baik secara domestik maupun luar negeri.

Hmm, kontestasi politik di negeri adidaya satu ini memang kerap menarik perhatian negara-negara lain. Dalam Pilpres AS 2016 lalu misalnya, Rusia disebut-sebut turut ikut campur (meddling) dalam memengaruhi kemenangan Trump.

Kalau pada tahun 2016 aja Rusia diduga ikut campur, negara mana lagi ya yang bakal mencampuri urusan dalam negeri Paman Sam ini? Jawabannya adalah Indonesia.

Yup. Seenggaknya, campur tangan Indonesia bakal disalurkan melalui doa tuh. Beberapa waktu lalu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengajak masyarakat untuk berdoa agar Trump tidak terpilih lagi supaya pertumbuhan global dapat naik kembali.

Eits, jangan salah sangka lho. Nggak ada yang tahu seberapa kuat kekuatan doa. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saja kagum dengan kekuatan doa yang bisa mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19) di Indonesia. Hmm, bisa-bisa, Indonesia lebih jago daripada Rusia tuh.

Tapi, ya, dampak Perang Dagang AS-Tiongkok terhadap Indonesia dinilai nggak terlalu besar kok. Kata ekonom Chatib Basri, ekonomi Indonesia masih bisa lebih tumbuh dibandingkan negara-negara lain yang hanya bergantung pada sektor perdagangan. Bahkan, lanjut Pak Chatib Basri, dampaknya nggak sebesar waktu Krisis Finansial 2008 lho.

Lagi pula, masa nasib perekonomian Indonesia harus bergantung pada terpilih atau tidaknya Trump sih? Apa pemerintah nggak menyiapkan diri dalam menghadapi berbagai konsekuensi yang bisa aja datang di masa mendatang? Ya, mari berdoa (lagi) saja agar pemerintah bisa siap dalam menangani rintangan-rintangan ekonomi – seperti Perang Dagang dan virus Corona – ini. (A43)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Exit mobile version