“I see my s**t all in your s**t, we call that imitation. And they say that’s flattering, but I ain’t flattered at all” – J. Cole, penyanyi rap asal Amerika Serikat (AS)
PinterPolitik.com
Gengs, sebenarnya mimin akan membahas tentang hal yang sudah lama eksis – tapi gak lama-lama banget sih. Soalnya masih menjadi polemik tersendiri gitu di tengah masyarakat saat ini. Terlebih, pasca-launching, program pemerintah ini mendapatkan banyak kritik dari masyarakat, cuy.
Hayo, dengan clue yang mimin tulis di atas, kira-kira kalian sadar gak nih kita akan membahas tentang apa? Kalau masih belum ‘ngeuh’, yaudah, biar gak terlalu lama dan bikin penasaran berlanjut, kita buka aja deh.
Kita akan membahas tentang kebijakan pemerintah terkait program Prakerja, cuy. Kali ini, mimin gak membahas tentang bagaimana respons masyarakat terkait program Kartu Prakerja, anggaran program yang selangit, atau motif ekonomi politik dibalik program tersebut, gengs. Soalnya, menurut kita itu udah biasa banget. Hehehe.
Hal terbaru dari ini Prakerja yaitu, akhirnya, program ini ada saingannya juga, cuy, alias gak single player lagi dalam hal pelatihan, namanya yaitu Prakerja.org. Wedeh, akhirnya ya, gengs, program kontroversial ini ada yang mengimbangi.
Eitss, tapi tunggu dulu, gengs, yang lebih greget, ternyata konten dari Prakerja.org ini gratis, cuy, alias tidak dipungut biaya sepeserpun. Wadadaww, mantap betul ya, gengs, berarti. Apalagi, orang Indonesia paling suka nih kalau soal promo dan gratisan. Hehe.
Nahh, dengar-dengar nih, salah satu motif munculnya situs ini yaitu sebagai bentuk protes dari berbagai kalangan terkait program pemerintah sebelumnya yang dinilai janggal, gengs. Inisiatornya yaitu Andri W. Kusuma, Brahmantya Sakti, dan teman-temannya yang lain, cuy.
By the way, mereka ini siapa ya gengs? Dari kalangan profesional atau kelompok kepentingan ya? Hmmm, jadi penasaran nih mimin. Tetapi, wherever asal mereka dan whoever mereka, setidaknya mereka ini keren banget ya, cuy.
Ternyata, di dalamnya paling tidak terdapat 168 konten yang dapat diakses gratis oleh siapapun. Di antaranya yaitu kelas wirausaha, ide bisnis, pengembangan diri, manajemen keuangan, hingga kelas teknologi dan software, cuy. Yang paling penting, di sini tidak ada kelas cara membuat Pempek Palembang dan tutorial mancing seperti yang sebelah ya, cuy.Upsss, hehehe.
Andri W. Kusuma sebagai salah satu inisiator Prakerja.org mengatakan bahwa pembuatan web ini sebagai bentuk kegundahan hati mereka karena menilai Program Kartu Prakerja ada yang salah dalam pelaksanaannya. Kurang lebih statement doi seperti ini, gengs, “Ini hanya bentuk kegundahan kami atas program yang menurut kami ada yang salah dalam pelaksanaannya. Padahal di masa pandemi Covid-19 ini, pemerintah seharusnya membantu mereka yang terdampak bukan malah membebani.”
Sebenarnya, yang menjadi menarik dari permasalahan ini yaitu kalau kita bisa mengamati secara holistik, cuy. Soalnya, di Indonesia lumayan sering loh, muncul fenomena imitation game seperti ini.
Seperti contoh ketika Pemilu kemarin, banyak banget tuh pihak yang membuat tandingan dalam hal perhitungan suara yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Selanjutnya, ada lagi, ketika awal meledaknya masalah Covid-19 di Indonesia, karena menilai data pemerintah kurang valid, akhirnya ada pihak-pihak yang mengeluarkan data berbeda dari pemerintah. Nah, sekarang, ada Prakerja.org sebagai bentuk protes terhadap program Kartu Prakerja pemerintah, cuy.
Kalau dilihat-lihat dan disikapi secara bijak, sebenarnya Indonesia ini tidak kekurangan orang cerdik dan kreatif ya, gengs. Cuma, tinggal bagaimana mengakomodir mereka menjadi sebuah kekuatan besar yang dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat luas saja.
Lebih jauh dari itu, kira-kira respons pemerintah dengan kemunculan Prakerja.org ini gimana ya? Terlebih, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) dan partainya kan menjadi pihak yang bertanggung jawab dan getol banget mendukung implementasi program ini. Upsss, hehehe. (F46)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.