“Pokoknya program yang baik jangan terhenti, kita lakukan evaluasi jika ada yang perlu diperbaiki. Jangan sampai ada istilah tidak bisa dilakukan karena tidak ada menteri”. – Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Marves sekaligus Menteri KKP Ad Interim
Setiap kaisar dan penguasa tersebesar sepanjang sejarah selalu punya orang kepercayaan di belakangnya.
Orang-orang kepercayaan ini bisa saja berfungsi sebagai penasehat yang kata-katanya menjadi pijakan kebijakan yang diambil sang penguasa – katakanlah macam Aristoteles untuk Alexander the Great, atau Cardinal Richelieu untuk Raja Louis XIII di Prancis, atau Harry Hopkins dan Jenderal George Marshall untuk Presiden Franklin D. Roosevelt di Amerika Serikat.
Atau, orang-orang kepercayaan ini bisa pula menjadi mereka yang mengeksekusi setiap keputusan yang dibuat oleh sang pemimpin dan membantunya menjaga agar kekuasaan junjungannya tetap aman – katakanlah macam Marcus Vipsanius Agrippa untuk Caesar Augustus di era Romawi.
Intinya mereka adalah orang-orang yang sangat menentukan kekuasaan seorang pemimpin.
Mungkin hal inilah yang layak untuk dilihat pada diri Luhut Binsar Pandjaitan. Menko Kemaritiman dan Investasi alias Menko Marves ini memang jadi tangan kanan dan orang yang sangat dipercaya oleh Presiden Jokowi.
Yang terbaru, doi ditunjuk menggantikan Edhy Prabowo yang terjerat kasus suap, sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Ad Interim. Emang sih, Menteri KKP ada dalam jalur koornisasi Pak Luhut sebagai Menko Marves. Namun, dengan segudang pengalaman dan kemampuannya, Jokowi seolah tidak mau mengambil risiko dengan memberikan jabatan itu untuk orang lain.
Hmm, padahal masih ada menteri yang lain loh yang bisa dikasih rangkap jabatan untuk sementara.
Konteks posisi Pak Luhut sebagai tangan kanan Jokowi ini juga terlihat dari kemampuannya untuk membantu Indonesia mendapatkan investasi. Beberapa hari yang lalu, doi baru saja berkunjung ke Amerika Serikat dan menemui Presiden Donald Trump. Nggak tanggung-tanggung cuy, langsung bertemu di Gedung Putih.
Dan dari lawatannya tersebut, doi membawa pulang investasi senilai Rp 28 triliun. Wih, salut banget nih Pak Luhut. Hmm, jangan-jangan ini gara-gara ditegur oleh Pak Jokowi akibat investasi Indonesia yang masih nggak sesuai target? Uppps.
Intinya sih, tanpa Pak Luhut, mungkin kekuatan Pak Jokowi juga nggak akan besar. Orang-orang mungkin mencapnya sebagai hal yang negatif karena Pak Luhut terlihat menjadi sangat berkuasa. Namun, sesungguhnya apa yang dikerjakan oleh Pak Luhut sudah lebih dari cukup untuk menggambarkan betapa penting posisinya di pemerintahan saat ini.
Menarik untuk ditunggu, urusan apa lagi nih yang kira-kira akan dipercayakan Pak Jokowi ke Pak Luhut? Uppps. (S13)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.