HomeCelotehHadapi Corona, Terawan Perlu TikTok?

Hadapi Corona, Terawan Perlu TikTok?

“Cùng rửa tay xoa đều. Đừng cho tay lên mắt mũi miệng. Và hạn chế đi ra nơi đông người. Đẩy lùi virus Corona” – ERIK & MIN, Ghen Cô Vy (2020)


PinterPolitik.com

Setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan adanya warga-warga negara Indonesia (WNI) yang positif mengidap virus Corona (Covid-19), Indonesia sudah dapat dipastikan menjadi semakin rawan terinfeksi. Bukan tidak mungkin kabar ini akan membawa kekhawatiran di masyarakat.

Kekhawatiran ini bisa jadi wajar. Pasalnya, penyakit satu ini telah menjangkit puluhan ribu orang di seluruh dunia. Lebih dari 3.000 orang juga dilaporkan meninggal karena virus satu ini.

Meski virus ini kini menyebabkan kepanikan di masyarakat, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menanggapi wabah ini dengan santai. Kata beliau sih, penggunaan masker tidak terlalu penting. Justru, panik dan kecemasan lah yang membuat imunitas menurun.

Ya, seenggaknya, Pak Terawan bisa membantu masyarakat agar tidak panik dong. Hal ini kan bisa dilakukan dengan sosialisasi dan penyebaran informasi mengenai virus Corona.

Pak Terawan bisa lho pakai media yang menarik buat menyebarkan informasi penting soal pencegahan virus Corona. Salah satunya dengan aplikasi TikTok yang lagi ngetren tuh. Hmm, kenapa pakai TikTok ya tapi?

Kabarnya, beberapa negara dan organisasi internasional sudah mengandalkan media sosial yang dikenal dengan joget-joget uniknya. Salah satu negara yang main TikTok untuk mencegah Corona adalah Vietnam.

Institut Kesehatan Vietnam (NIOEH) menggandeng musisi Khắc Hưng untuk membuat lagu yang berjudul Ghen Cô Vy untuk memasyarakatkan cara-cara pencegahan virus ini. Lagu ini juga ramai lho tersebar di TikTok.

Selain Vietnam, World Health Organization (WHO) sendiri juga udah ngebikin akun TikTok yang berisikan informasi soal virus Corona. Dalam video-video yang dibuat oleh WHO, disebutkan juga lho tips-tips agar dapat senantiasa terhindar dari penyakit ini.

Di Indonesia sendiri, linimasa medsos juga mulai ada tuh yang bikin video-video TikTok. Salah satu startup kesehatan di Indonesia diketahui membuat dua video TikTok yang isinya menjelaskan soal bagaimana cara mencuci tangan dengan benar serta bagaimana menjalankan etika batuk dan bersin.

Tuh, boleh jadi, Pak Terawan bisa mulai menggunakan joget atau video yang menarik tuh buat menjelaskan kepada masyarakat. Mungkin, sudah saatnya medsos yang sebelumnya dihujat dan diblokir ini dipakai oleh pemerintah – daripada hanya bercanda-canda kan. (A43)

View this post on Instagram

Angka kekerasan terhadap perempuan terus meningkat setiap tahun, baik itu kekerasan fisik maupun kekerasan seksual. Saat ini Indonesia bahkan telah ada dalam kondisi darurat kekerasan seksual menurut laporan dari Komnas Perempuan. Nyatanya, ada persoalan ketidakseimbangan relasi kuasa antara prempuan dan laki-laki di Indonesia yang menjadi salah satu akar persoalan ini. Ini juga terjadi akibat budaya dominasi laki-laki yang sangat kuat. ⠀ ⠀ Temukan selengkapnya di Talk Show: “Dominasi dan Legacy Male Power terhadap Wanita Indonesia, Kenapa? Dari Mana? Masih Perlu?”⠀ ⠀ Tiket dapat dibeli di: https://www.loket.com/event/dialectic_xFg⠀ ⠀ #infografik #infografis #politik #politikindonesia #pinterpolitik #event #talkshow

A post shared by PinterPolitik.com (@pinterpolitik) on

► Ingin lihat video-video menarik? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Baca juga :  2029 "Kiamat" Partai Berbasis Islam? 
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?