HomeCelotehHabib Rizieq Shihab, “Soekarno” Baru?

Habib Rizieq Shihab, “Soekarno” Baru?

“Yang patah tumbuh, yang hilang berganti” – Banda Neira, grup musik asal Indonesia


PinterPolitik.com

Bagi para penikmat musik indie – beserta senja dan kopinya, kutipan di atas mungkin bukanlah perkataan yang asing lagi. Kutipan lirik dari lagu Banda Neira yang berjudul “Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti” di atas merupakan perkataan yang mungkin dapat sangat mengena di hati.

Sejalan dengan makna dari lirik tersebut, mereka yang patah pasti akan tumbuh kembali di masa depan. Mereka yang hilang juga pasti akan tergantikan dengan hal yang baru.

Mungkin, makna dari kutipan ini juga bisa berlaku bagi kancah politik Indonesia. Presiden Seokarno yang kini telah gugur dan tiada, misalnya, bukan nggak mungkin dapat mewarisi semangat perjuangannya pada generasi-generasi Indonesia yang lebih muda sehingga dapat tumbuh dan mekar membawa keadilan dan kemajuan bagi bangsa dan negara ini.

Gagasan dan ide beliau, misalnya, bisa jadi akan terus diwariskan oleh mereka-mereka yang memiliki mimpi yang sama. Bisa dibilang, semangat perjuangan Bung Karno akan selalu jadi makna tersendiri bagi Indonesia di masa kini dan Indonesia di masa mendatang.

Memori akan Bung Karno ini pun masih teringat jelas di pikiran sejumlah politisi. Salah satu politikus Partai Demokrat yang bernama Andi Arief, misalnya, langsung teringat sosok Soekarno ketika melihat salah satu tokoh populer Indonesia lainnya, yakni Imam Besar Habib Rizieq Shihab (HRS).

Andi Arief membandingkan kepulangan pemimpin dari Front Pembela Islam (FPI) dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 dalam segi ukuran massa yang berkumpul untuk seorang pemimpin. Bahkan, menurut beliau, Bung Karno saja tidak pernah diperlakukan seperti itu.

elain Andi Arief, memori mengenai Bung Karno ini juga diungkapkan oleh eks-politikus PDIP yang kini telah bergabung dengan Partai Gerindra, yakni KRT Permadi Satrio Wiwoho. Dalam sebuah video, Permadi ini pun menilai HRS merupakan seorang Soekarnois lho.

Politikus Gerindra itu bahkan menceritakan pengalamannya ketika berkunjung ke rumah HRS. Menurut Permadi, pemimpin FPI dan PA 212 tersebut memiliki koleksi buku-buku Bung Karno di kamar pribadinya.

Permadi juga menyebutkan bahwa HRS ini memahami betul Pancasila – dengan pengalaman pemimpin FPI tersebut sebagai doktor yang menulis disertasi mengenai ideologi tersebut. Gelar penganut Islam yang nasionalis pun disematkan oleh politikus Gerindra tersebut kepada HRS.

Wah, apa mungkin ya HRS ini bisa menjadi Soekarno baru di masa sekarang? Layaknya kutipan lirik Banda Neira di awal tulisan, semua yang hilang pasti berganti dengan baru. Mungkin nggak ya ini jadi pertanda kemunculan “Soekarno” baru?

Lagipula, seperti Bung Karno, HRS ini juga jago lho berorasi. Kemampuan orasi sang Habib ini juga udah diakui lho oleh mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

Hmm, kalau gitu, Bu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri nggak perlu lagi nih repot-repot mencari tokoh-tokoh dunia dari Indonesia seperti Soekarno. Wah, mungkin nggak ya HRS suatu hari nanti mengusung forum-forum internasional – seperti Konferensi Asia-Afrika (KAA) – layaknya Bung Karno? Hehe. (A43)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?