Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani memborong nasi kucing dan gorengan ketika melakukan kunjungan kerja ke Sleman, Yogyakarta. Mengapa Puan sangat suka dengan ‘goreng-gorengan’?
Rani merupakan seorang gadis yang kerap mendobrak batasan-batasan sosial di masyarakat. Bagaimana tidak? Gadis yang hidup di Negara Indonesia dalam alternate universe Bumi-45 ini beberapa kali bersikap berani.
Saat melaksanakan diskusi dengan rekan-rekannya, Rani dengan beraninya membuat diam rekannya yang ingin memberikan pendapat. Alhasil, dengan sikap beraninya itu, diskusi dapat berjalan dengan cepat dan dalam waktu singkat mencapai kata “sepakat”.
Meski bersifat berani, Rani sebenarnya juga merupakan seorang individu yang tidak jauh berbeda dengan kita semua. Ya, namanya manusia Negara Indonesia, pastinya makannya ya juga nasi.
Bahkan, tidak hanya nasi, Rani juga suka membeli jajanan di pinggir jalan. Salah satu jajan yang sangat disukainya adalah gorengan. Ini terlihat ketika Rani berkunjung ke Sleman, Jogja, pada November 2021 – saat Rani belajar mengenai bagaimana caranya para petani bercocok tanam demi senantiasa menjaga suplai beras bagi masyarakat Negara Indonesia.
Rani pun suka menceritakan makanan favoritnya ini dengan beberapa teman-temannya. Mereka adalah Joko, Anis, dan Kak Ganjar. Untungnya, dalam sebuah kesempatan, mereka semua pun bisa berkumpul – menjadi sebuah kesempatan bagi Rani untuk menceritakan soal makanan itu.
Rani: Eh, ada Mas Joko, Mas Anis, dan Kak Ganjar. Gimana kabarnya kalian semua?
Joko: Baik. Baik.
Anis: Baik kok. Malah saya seneng banget habis syuting di TV kemarin.
Kak Ganjar: Alhamdulillah. Apik-apik wae, Mbak.
Rani: Wah, Mas Anis syuting jadi apa di TV?
Baca Juga: Puan, Angela Merkel-nya Indonesia?
Anis: Jadi sasaran buat di-roasting.
Rani: Hmm. Enak sih wanginya kopi yang udah di-roasting. Ngomong-ngomong soal kopi, saya jadi keinget saya kemarin habis nyobain makanan favorit saya di Jogja.
Kak Ganjar: Wah, saya juga pernah lama di Jogja. Masio gitu, saya tetap nggak suka makanan-makanan manisnya. Saya senangnya yang muantep ya yang pedes-pedes.
Rani: Sssst. Durung mari ngomong aku. Jadi, saya kemarin beli nasi kucing di salah satu angkringan gitu. Nah, kebetulan, kok mbok-nya juga jualan goreng-gorengan. Langsung lah saya beli.
Joko: Hmm, jangan kebanyakan gorengan lho, Mbak Rani. Mending yang sehat-sehat saja. Coba sekali-sekali Mbak Rani minum jamu-jamuan biar senantiasa fit badannya.
Rani: Lha, kenapa? Mas Anis itu juga suka beli makanan di pinggir jalan. Coba Mas Joko tanya aja. Terus itu, ada juga teman mas-mas sekalian yang namanya Emil, malah makan ulat.
Anis: Kalau saya memang suka sih. Apalagi kalau beli makanan-makanan di warteg, udah enak murah lagi.
Joko: Ya sudah, ya sudah. Saya kan ndak tau. Untung ada Mas Anis yang bisa ditanyain langsung. Jadi, nggak harus tanya saya.
Kak Ganjar: Iya sih. Emang goreng-gorengan paling enak, Mbak Rani. Saya juga sepakat – apalagi kalau itu goreng-gorengan isu tiap menjelang Pemilu.
Rani: Husssh.
(A43)
Baca Juga: Puan: Antara Ramalan dan Rasionalitas
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.