Informasi mengenai status kemahasiswaan “dikeluarkan” milik Ketua Umum (Ketum) PSI Giring Ganesha viral di media sosial (medsos). Apakah ini menjadi sedih yang tak berujung setelah Giring ketahuan sebagai anak drop-out (DO)?
Kehidupan memang selalu memiliki rahasianya tersendiri bagi siapapun. Ini mengapa kita terkadang harus menelaah apapun yang bisa membantu sekaligus menghambat langkah-langkah kita dalam menyongsong masa depan.
Secara tidak sadar, berbagai hal pun kita persiapkan untuk tujuan yang ingin kita capai. Saat akan berangkat kerja setiap pagi, misalnya, berbagai persiapan turut dilakukan – mulai dari mandi, sarapan, hingga moda transportasi yang digunakan.
Mungkin, persiapan-persiapan semacam inilah yang juga dilakukan oleh Girang Ganesh yang ingin bisa berkontribusi lebih untuk Republik Nusantara di alternate universe Bumi-45. Setiap langkah yang ia berikan diharapkan Girang sebagai PSI-Man dapat membuat negeri ini semakin aman – termasuk menghadapi musuh-musuhnya.
Namun, langkahnya pun terhambat ketika “identitasnya” dibuka ke publik. Seorang individu yang berkedok nama Mister Riuh ternyata mengumumkan bahwa PSI-Man bukan merupakan lulusan sarjana.
Padahal, kita tahu sendiri bahwa untuk menjadi menantu idaman bagi para calon mertua saja diperlukan berbagai bibit, bebet, dan bobot yang sangat mumpuni – belum lagi bila ingin menjadi sosok penyelamat bagi negeri Nusantara. Tentu, ini sebuah tantangan yang berat.
Alhasil, Girang pun mencari jawaban atas persoalan yang dihadapinya ini. Ia pun datang ke orang pintar yang bernama Dr. Gates.
Girang: Permisi, Dr. Gates. Saya datang untuk meminta bantuan. Saya dengar Anda ini salah satu orang pintar yang paling top di dunia ini.
Bil Gates: Eh, Mas Girang ya? Saya sudah dengar soal Anda.
Girang: Lho, dengar saya dari mana, Doctor?
Bil Gates: Lha, ini kemarin viral di media sosial, kan? Emangnya dengar dari mana lagi?
Girang: Saya kira gara-gara Anda sakti. Apalagi, kemarin-kemarin, saya dengar Anda sudah menanamkan chip rahasia kepada setiap individu yang ada di dunia ini.
Baca Juga: Anies Lebih Jago dari Giring?
Bil Gates: Saya memang pintar tapi ya nggak sesakti itu juga kali. Oke, ada maksud apa dari kedatangan Anda ke sini?
Girang: Begini, Doctor. Saya mau tanya-tanya gimana ya caranya jadi pemimpin walaupun tidak punya gelar sarjana?
Bil Gates: Hmm, memangnya ada syarat pemimpin itu harus minimal sarjana. Itu kan cuma kualifikasi yang ada di Lingkin atau Jobstrit aja. Coba kamu lihat saya. Bagaimana menurut kamu?
Girang: Tapi, kan, Doctor Gates punya gelar doktor. Emangnya Doctor Gates pernah kuliah?
Bil Gates: Pernah sih, dulu. Namun, saya nggak sampai selesai kuliahnya. Sama sih sebenarnya sama Anda.
Girang: Tapi Doctor Gates kan tahu sendiri bagaimana para netizen Nusantara. Mereka biasanya judging gitu. Apalagi, kalau ngomongin soal politik, hujat-menghujat merupakan kebiasaan dan tradisi umum.
Bil Gates: Tenang, yang penting itu bukan berarti nggak tamat kuliah terus tidak mau belajar lagi. Ada kok beberapa orang yang bisa jadi pemimpin tanpa tamat kuliah di negara kamu.
Girang: Hah? Siapa, Doctor?
Bil Gates: Itu ada, namanya Megawatti. Meski begitu, dia juga sama seperti saya – bisa dapat gelar Doktor Kehormatan tanpa harus kuliah S1 maupun S2 dulu.
Girang: Wah, iya ya. Saya kenal sama Bu Meg. Saya belajar ke dia aja kali ya?
Usai berbincang dengan Dr. Gates, Girang pun semakin merasa girang dengan segala kemungkinan di masa depan – meskipun tidak memiliki gelar pendidikan tinggi. Mungkinkah Girang mampu mengikuti jejak Megawatti? (A43)
Baca Juga: Kritik Anies, Giring “Gali Kubur”?
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.