HomeCelotehGiliran Ganjar Kena Blusukan Risma?

Giliran Ganjar Kena Blusukan Risma?

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini (Risma) blusukan ke Semarang, Jawa Tengah (Jateng), setelah banjir ditengarai terjadi. Apa kini giliran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang kena blusukan Risma?


PinterPolitik.com

Bencana sepertinya tengah menerpa Indonesia secara tiada habisnya. Bagaimana tidak? Setelah pada bulan Januari 2021 banjir dan gempa bumi terjadi di sejumlah provinsi – seperti Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Sulawesi Barat (Sulbar), kini banjir dan tanah longsor juga terjadi di wilayah Jawa Tengah (Jateng), termasuk Semarang.

Belum lagi, bencana non-alam hingga kini juga masih menghantui. Pandemi Covid-19, misalnya, belum juga berhasil ditaklukkan oleh banyak negara, termasuk Indonesia.

Dengan situasi yang terjadi, sudah sewajarnya apabila pemerintah terjun ke masyarakat dan menyelesaikan berbagai persoalan yang disebabkan oleh bencana-bencana ini. Yang terbaru, aksi ini dilakukan oleh Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini (Risma) yang mengunjungi Semarang setelah banjir yang terjadi.

Hmm, mantan Wali Kota Surabaya ini akhir-akhir ini memang dikenal dengan aksi-aksi blusukan-nya. Ketika gempa bumi terjadi di Sulbar, misalnya, Bu Risma sempat beraksi dan terjun langsung ke lokasi lho.

Tapi nihnggak semua aksi blusukan Bu Mensos ini ditanggapi dengan baik. Pasalnya nih, meski beberapa kali terjun langsung ke lokasi bencana, Bu Risma ternyata ditengarai sering blusukan di wilayah DKI Jakarta.

Alhasil, banyak lho yang curiga kalau Bu Risma ini tengah menyiapkan “amunisi” untuk maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta. Sampai-sampai nih, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disebut bisa terancam secara politik.

Baca Juga: Adu Anies-Risma ala Sun Tzu?

Risma Mulai Blusukan Lagi

Tapi ya, kalau Pak Anies bisa dinilai terancam, gimana ya dengan blusukan Bu Risma di Semarang beberapa waktu lalu? Apakah kini jadi giliran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang perlu “terserang” oleh blusukan Bu Mensos? Hehe.

Hmm, mungkin nih, Bu Risma ini kalau dianalogikan dalam film itu mirip dengan Dolores Umbridge di franchise Harry Potter nih. Si Dolores kan dikenal annoying dan kerap dianggap mengintimidasi nihHehe.

Tapi nih, kalau Bu Risma blusukan di Semarang, ngapain Pak Ganjar harus takut ya? Wong sama-sama kader PDIP kan? Apa berhubungan dengan elektabilitas Pak Ganjar di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang terus-terusan di puncak ya akhir-akhir ini? Hehe.

Meski begitu, beda lagi nih kalau Ganjar bisa jadi dianggap mengancam posisi sejumlah petinggi PDIP yang sudah duluan mengincar posisi calon presiden (capres) dari partai berlambang kepala banteng tersebut – sebut saja Ketua DPR Puan Maharani.

Apalagi nih, Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri disebut-sebut nggak bakal nyalonin Pak Ganjar pada tahun 2024 mendatang. Dengar-dengar, Pak Gubernur Jateng sudah beberapa kali menjalin komunikasi nih dengan sejumlah partai politik lain. Hehe.

Ya, terlepas dari itu semua, nggak seperti Pak Anies, Pak Ganjar bisa jadi masih aman meskipun banjir terjadi di ibu kota Provinsi Jateng. Lha gimanaWong pegiat-pegiat media sosial (medsos) – alias buzzer yang biasa kritik banjir Jakarta – pada sunyi-sunyi ajaUpss. (A43)

Baca Juga: Ganjar Pranowo dan Memori Soeharto


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?