HomeCelotehGibran The Next Jokowi?

Gibran The Next Jokowi?

“Loh? Ada apa ya? Semoga beliau segera diberikan kesembuhan”. – Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo


PinterPolitik.com

Jika menuliskan kata Gibran Rakabuming Raka pada kolom pencarian Google, maka akan muncul dua pemberitaan terkait dugaan penghinaan terhadap orang tua Wali Kota Solo itu. Pertama tentang emak-emak yang menghina Ibu Negara Iriana Jokowi dan kedua tentang unggahan meme stupa Candi Borobudur yang diedit mirip Jokowi oleh Roy Suryo.

Jelas tidak mudah menjadi anak presiden karena harus menerima kenyataan bahwa orang tua yang disayangi sering sekali diserang dengan berbagai cara. Tapi bagi Gibran, hal ini bukan sesuatu yang rumit karena ia mampu menyederhanakan masalah dan mencoba melihat dari sisi yang berbeda. 

Gestur Gibran ini dapat dilihat ketika ia merespon dengan tenang dan santai kepada emak-emak yang melontarkan ocehan dengan nada menghina kepada ibunya. Di kasus yang berbeda, Gibran juga menyampaikan doa kepada Roy Suryo yang terlihat lemas setelah melalui 12 jam pemeriksaan pihak kepolisian.

Dari fenomena Gibran ini, muncul pertanyaan. Seperti apa makna di balik gestur yang diperlihatkan Gibran? Apakah ini natural, ataukah hal ini merupakan karakter yang terbentuk karena posisi politiknya?

image 63
Gibran-Bobby Mau Jadi Gubernur?

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin pernah memberikan komentar terkait sikap politik Wali Kota Solo ini. Ia mengatakan bahwa Gibran saat ini sukses menerapkan prinsip “ATM”, yang merupakan kepanjangan dari amati, tiru, dan modifikasi.

Wih, jadi tidak terlalu sulit ya sebenarnya untuk mengikuti jejak politik orang tua. Bagi Gibran hal ini mudah karena sang ayah sudah sukses menjadi presiden. Gibran hanya tingga meniru saja. Kalaupun ada perubahan, mungkin modifikasi kecil kecilan.

Apa yang diperlihatkan Gibran sebetulnya merupakan bagian dari mekanisme politik imitatif. Gibran meniru apa yang dilakukan oleh pendahulunya karena dianggap telah sukses sebelumnya. Nah, yang ditiru oleh Gibran tidak lepas dari cara Jokowi survive selama ini dengan kondisi politik di Indonesia yang menuntut keahlian untuk beradaptasi. Kalau ibarat bunglon, disebut sebagai mimikri.

Baca juga :  Pilkada 2024: Jokowi’s Next Battle?

Jika anda penggemar sepak bola, mungkin tidak asing dengan nama Gerard Pique yang merupakan pemain bertahan Barcelona FC. Meski saat ini bersinar, siapa sangka dulu Pique punya masa-masa sulit ketika masih berseragam Manchester United (MU).

Tapi semua berubah ketika Pep Guardiola yang kala itu menjadi pelatih Barcelona, akhirnya kembali memboyong pemain jebolan La Masia itu ke Barcelona pada 2008. Perubahan terjadi ketika Pique bukan hanya mampu beradaptasi, melainkan mampu mengeluarkan potensi terbaik dirinya di tengah tuntutan yang mungkin lebih keras.

Apa yang dilakukan Piques adalah mimikri. Pada pemahaman yang lebih sederhana, mimikri adalah proses penyesuaian diri terhadap lingkungan untuk melindungi diri dari bahaya. Seperti bunglon yang menyesuaikan diri dan bisa berubah warna dengan tempat yang dihinggapinya.

Hal ini juga terjadi dalam konteks politik dalam konteks mimikri yang dilakukan oleh Jokowi. Anwar Saragih dalam artikel berjudul Mimikri Politik Jokowi, mengatakan bahwa Jokowi kerap melakukan mimikri politik di banyak kesempatan untuk menjawab kritik.

Anwar menyebutkan bahwa mimikri politik yang dipanggungkan Jokowi adalah satire. Jokowi memainkan satire humor yang terkadang mengundang tawa dan decak kagum dari para penikmatnya. Lebih lagi, simbol-simbol yang dikeluarkan Jokowi terkadang bisa ditafsirkan dengan beribu makna.

Hmm, mungkinkah ini dapat menjadi jawaban atas respon Gibran terhadap emak-emak viral dan juga Roy Suryo, yang juga merupakan gestur-gestur ala politik Jokowi. Jadi emang nih buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Anyway, jika mampu konsisten dengan karakter politik mimikri seperti ini, maka potensi bagi Gibran untuk melangkah ke jenjang politik yang lebih tinggi itu cukup besar. Menarik untuk ditunggu kelanjutannya. (I76)


MBS Buat Saudi Moderat?
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Ganjar Punya Pasukan Spartan?

“Kenapa nama Spartan? Kita pakai karena kata Spartan lebih bertenaga daripada relawan, tak kenal henti pada loyalitas pada kesetiaan, yakin penuh percaya diri,” –...

Eks-Gerindra Pakai Siasat Mourinho?

“Nah, apa jadinya kalau Gerindra masuk sebagai penentu kebijakan. Sedang jiwa saya yang bagian dari masyarakat selalu bersuara apa yang jadi masalah di masyarakat,”...

PDIP Setengah Hati Maafkan PSI?

“Sudah pasti diterima karena kita sebagai sesama anak bangsa tentu latihan pertama, berterima kasih, latihan kedua, meminta maaf. Kalau itu dilaksanakan, ya pasti oke,”...