HomeCelotehGibran dan ‘Generasi Micin’

Gibran dan ‘Generasi Micin’

Sambil memuji Ketua DPR RI Puan Maharani, politikus PDIP yang bernama Effendi Simbolon menyebutkan bahwa Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjalankan karier politik yang instan. Namun, bukan tidak mungkin, hal-hal yang instan seperti ini disukai oleh sebagian besar oleh kelompok usia yang disebut sebagai generasi micin.


PinterPolitik.com

Siapa yang tidak pernah makan mi instan? Hampir semua pasti setidaknya sekali mengonsumsi produk makanan satu ini – apalagi bagi mereka yang pernah jadi anak kos-kosan tuhHehe.

Biasanya tuh, hal-hal yang instan seperti ini kerap jadi penyelamat di tengah “kekeringan” tuhUdah rasanya enak. Harganya pun terjangkau.

Pokoknya, mi instan ini selalu jadi favorit banyak orang Indonesia lah. Bahkan nih, sampai ada sejumlah meme muncul di internet yang bilang kalau mi instan ini bisa jadi “agama” sendiri dengan “pengikut” yang banyak. Hehe.

Tapi nihkayak-nya, hal-hal yang instan gini nggak cuma ada di produk makanan nih. Soalnya tuh, kata politikus PDIP yang bernama Effendi Simbolon, ada juga politisi yang dianggap dari hasil “instan”.

Sosok yang dimaksud adalah putra dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, yang kini menjabat sebagai Wali Kota Solo. Waduh, kenapa nih kok Mas Gibran dianggap sebagai politisi instan?

Ternyata, oh, ternyata nih, Pak Effendi ini membandingkan Gibran dengan Ketua DPR RI yang juga merupakan putri Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri. Katanya sih, berbeda dengan Mas Gibran, Mbak Puan dianggap telah menjalani proses yang lebih lama – dengan ditempa dari bawah.

Baca Juga: Gibran, The ‘King’ of Solo?https://www.instagram.com/p/CNFYYeUBMor/embed/?cr=1&v=13&wp=675&rd=https%3A%2F%2Fwww.pinterpolitik.com&rp=%2Fceloteh%2Fgibran-dan-generasi-micin#%7B%22ci%22%3A1%2C%22os%22%3A4062.699999988079%2C%22ls%22%3A1413.9000000357628%2C%22le%22%3A1415%7D

Wahtapigimana ya, Pak Effendi? Kayak mi, bukan nggak mungkin banyak orang Indonesia lebih suka sama hal-hal yang instan. Bisa jadi, hal yang sama juga berlaku nih di politik lho.

Mungkin nih, biar pas. Mas Gibran perlu menggunakan tagline yang menarik di Pilkada DKI Jakarta 2024 nanti – kalau jadi ya. Bisa tuh pakai kalimat gini, “Mas Gibran, seleraku.” Hehe.

Oh iya, ada beberapa pengamat yang bilang kalau pernyataan Pak Effendi ini menandakan bahwa sedang ada jarak antara Presiden Jokowi dan Bu Mega nihWaduh, apakah ini berkaitan dengan manuver-manuver politik ke 2024 ya?

Baca juga :  PDIP and the Chocolate Party

Hmm, kalau iya Pak Effendi nggak suka dengan yang instan-instan, kayak-nya harus hati-hati nih. Soalnya, saking banyaknya yang suka dengan hal instan seperti ini, banyak juga yang mau “ngeklaim” dong.

Salah satu merek mi instan asal Indonesia yang telah mendunia, misalnya, juga memiliki penggemar di negara lain yang sampai-sampai mengakui produk itu berasal dari negara. Saking populernya, sejumlah warga dari suatu negara di Afrika, Nigeria, mengira kalau selama ini mi instan itu merupakan produk asli negaranya dan terkejut kalau ternyata itu dari Indonesia.

Wah, dengar-dengar nih, Mas Gibran juga mulai banyak yang ngedeketin. Masa iya mau Pak Effendi dan PDIP kehilangan Mas Gibran karena diklaim sama pimpinan partai-partai politik lain? Hayoogimana tuhHehe. (A43)

Baca Juga: Diplomasi Soto: Andalan Mas Gibran?


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Ketika Chill Guy Hadapi PPN 12%?

Mengapa meme ‘Chill Guy’ memiliki kaitan dengan situasi ekonomi dan sosial, misal dengan kenaikan PPN sebesar 12 persen pada Januari 2025?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?