HomeCelotehGerindra and the Chocolate Factory

Gerindra and the Chocolate Factory

Seorang sender di sebuah akun base Twitter mengunggah sebuah foto yang berisikan berbagai jenis cokelat sebagai hadiah (hampers) ulang tahun. Menariknya, di foto tersebut, terlampir kartu ucapan dengan lambang Partai Gerindra di kepala surat.


PinterPolitik.com

“Ini enggak pakai uang partai, kok, jadi gak pakai laporan-laporan. Hehe.” – @Gerindra

Siapa sih yang nggak senang kalau hari ulang tahunnya tiba? Bisa dibilang, hari ulang tahun menjadi hari yang paling ditunggu-tunggu oleh banyak orang.

Gimana nggak? Hari seperti adalah hari ketika kita merasa dispesialkan. Kerap kali, di hari ini, kejutan-kejutan dari teman dan orang terdekat datang “mengagetkan” kita.

Momen-momen ini menjadi terasa semakin spesial ketika hadiah pun didapatkan saat kejutan-kejutan itu diberikan. Sesederhana apapun hadiah itu, pasti maknanya pun senantiasa bertahan di dalam hati.

Nah, hal inilah yang mungkin kini tengah dilakukan oleh Partai Gerindra – khususnya oleh administrator (admin) yang memegang akun Gerindra di platform media sosial (medsos) Twitter. 

Gimana nggak? Beberapa waktu lalu, Gerindra mengirimkan sejumlah hampers (hadiah) ke sejumlah followers-nya di Twitter. Mereka mendapatkan sejumlah cokelat manis sebagai hadiah ulang tahun mereka.

Sandiaga Uno Sandi Diminta Keluar Gerindra

Eits, tapi, tunggu dulu. Meski admin Partai Gerindra bilang ini bukan pakai uang partai, pemberian hampers oleh Gerindra ini bisa jadi tetap memiliki konsekuensi politis – mengingat lambang dan nama partai juga tercantum dalam hampers.

Justru, apa yang dilakukan oleh Gerindra ini bisa dimaknai sebagai cara untuk melakukan marketing politik. Bukan hanya sekadar kampanye politik, Gerindra bisa jadi tengah membangun marketing yang dijalankan dalam jangka panjang.

Mengacu pada tulisan Dianne Dean dan Robin Croft yang berjudul Friends and Relations: Long-term Approaches to Political Campaigning, membangun relasi jangka panjang (long-term relationships) – tentu bukan relationship as in pacarana ya – merupakan salah satu teknik marketing yang ampuh.

Baca juga :  Ke Mana Jokowi Akan Berlabuh?

Dengan membangun relasi seperti itu, Gerindra bisa saja mendapatkan kesetiaan pelanggan (customer loyalty) – dalam hal ini pemilih di Pemilihan Umum (Pemilu). Apalagi, di kalangan anak muda – seperti Generasi Z (Gen Z) dan Generasi Alpha, masih banyak pemilih-pemilih baru yang belum menentukan afiliasi politik mereka.

Hmm, kalau gitu caranya, apa mungkin Gerindra punya maksud tersembunyi guna membangun relasi jangka panjang ya di balik hampers tersebut? Ya, sedih dong kalau ternyata kado cokelatnya ternyata cuma instrumen politik. ☹

Gimana pun, dalam dunia politik, tidak ada hal ajaib yang bisa kita dapatkan secara cuma-cuma layaknya pabrik cokelat milik Willy Wonka di film Charlie and the Chocolate Factory (2005). Kalian yang masih pemilih-pemilih baru bisa belajar lebih cermat dengan baca tulisan-tulisan kami di PinterPolitik.com ya! Kuy! 😉 (A43)


spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?