“Touchdown. Another day, another city” – Dandee, penyanyi rap asal Thailand
PinterPolitik.com
Bulan Oktober lalu mungkin menjadi awal mula bagi karier Prabowo Subianto di pemerintahan. Setelah harus bersusah payah berjuang dalam Pilpres 2019 lalu, Ketua Umum Partai Gerindra tersebut akhirnya dipercaya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengisi peran Menteri Pertahanan.
Ya, sebagai Menhan, Pak Prabowo tentu saja perlu membuat berbagai kebijakan guna mencapai kepentingan-kepentingan nasional. Hal ini bisa aja dilakukan melalui pembuatan peraturan dan kerja sama dengan negara lain.
Maka dari itu, meski belum genap tiga bulan menjabat, Pak Prabowo juga udah ingin ngebikin gebrakan-gebrakan baru nih. Program bela negara misalnya, katanya nih, diwacanakan akan diberlakukan untuk para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang ingin berangkat bekerja di luar negeri.
Tapi, selain itu, Pak Prabowo juga udah ngebikin banyak perjanjian dan kesepakatan kerja sama lho. Bagaimana tidak? Beliau sudah mengunjungi tujuh negara lho dalam periode waktu tiga bulan itu, yakni Prancis, Turki, Tiongkok, Jepang, Thailand, Filipina, dan Malaysia.
Hmm, keren juga sih. Kalau dibandingkan nih ya, Pak Jokowi aja baru dua negara lho yang didatangi dalam periode keduanya ini, yakni Thailand dan Uni Emirat Arab.
Kalau di film Jumper (2008) nih, Pak Prabowo bisa jadi mirip sama David Rice. Si David nih ceritanya punya kemampuan untuk “melompat” ke berbagai tempat dalam waktu sekejap. Bahkan, dia bisa melakukan teleportasi ke berbagai tempat yang memiliki jarak ribuan kilometer (km), seperti ke Roma, Italia, hingga ke Chechnya, Rusia.
Oh iya, selain “melompat” ke sana-sini, udah pastinya dong bakal ketemu juga sama orang-orang baru. Si David misalnya, akhirnya bisa ketemu dengan Griffin di Roma dan akhirnya menjadi teman yang nantinya membantu David.
Mungkin, pengalamannya si David ini nih yang juga sejalan sama pengalaman kunjungan-kunjungan Pak Prabowo. Pasalnya, Pak Menhan juga pernah mengutip doktrin politik luar negeri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yakni “seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak.”
Uniknya, hal itu diucapkan Pak Prabowo kala bertemu dengan Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk Indonesia, Xiao Qian. Hmm, pantas aja Pak Menhan bilang kalau Tiongkok itu negara sahabat ketika ada ramai-ramai sengketa di Laut Natuna kemarin.
Ya, memiliki sahabat memang tidak buruk kok – apalagi kalau sahabat tersebut bisa memberikan pinjaman dan investasi seperti yang dibilang oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Hehe. (A43)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.