HomeCelotehGanjar Siap Labrak Risma?

Ganjar Siap Labrak Risma?

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menerima keluhan dari sejumlah kepala desa di Kabupaten Klaten, Jateng, soal kerumitan data bantuan sosial tunai (BST) yang diterima warga-warganya. Apakah Ganjar siap labrak Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini (Risma)?


PinterPolitik.com

Kalian pernah nggak mau pergi nongkrong sama teman tapi ternyata nggak dibolehin sama ibu kalian? Hampir semua pernah lah ya di masa-masa remaja dulu. Hehe.

Aku pernah punya pengalaman seperti ini, gaes. Jadi, di suatu senja yang sejuk – sebuah suasana yang cocok buat minum kopi nih, temanku ngajak buat nongkrong di sebuah kedai kopi dekat rumah.

Nah, daripada nanti dikira hilang, aku akhirnya minta izin dan pamit ke ibuku. Ternyata, oh, ternyata, ibuku nggak ngizinin tuhgaes. Tapi, tenang. Aku nggak kehabisan akal dong. Akhirnya, aku ganti minta izinnnya ke bapakku dong dan ternyata boleh. YES, akhirnya punya “legitimasi” buat berangkat nyangkrukHehe.

Ngomongin soal sepasang orang tua yang seperti ini, aku jadi ingat dengan pasangan Phil Dunphy dan Claire Dunphy yang ada di seri komedi Modern Family (2009-2020), gaes. Kalau kalian pernah nonton, pasti bisa relate banget deh dengan pengalamanku tadi.

Gimana nggak? Sosok Claire ini kerap digambarkan jadi sosok ibu yang tegas (angry mom) ke tiga anaknya – Haley, Alex, dan Luke. Pokoknya, semuanya serba dilarang sama Claire. Sementara, Phil di sini malah jadi bapak yang asyik (cool dad) menjadi sosok “teman” buat anak-anaknya.

Nah, sosok cool dad dan angry mom ini sepertinya juga ada nih di politik dan pemerintahan Indonesia. Ini terlihat waktu Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengadakan Rembug Desa bersama kepala-kepala desa (kades) se-Kabupaten Klaten, Jateng.

Baca Juga: Ganjar vs Puan Hanya Sandiwara?

Masukan Ganjar untuk Jokowi

Di acara Rembug itu, ada seorang kepala desa yang namanya Mas Joko melaporkan kalau turunnya bantuan sosial tunai (BST) dari Kementerian Sosial (Kemensos) malah membuat bingung lho. Katanya, data yang digunakan Kemensos salah sasaran terus meski udah diverifikasi dan diberi data baru dari pihak desa.

Sampai-sampai nih, Mas Joko bilang nggak masalah kalau dimarahi Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini (Risma) asal uneg-uneg-nya tersampaikan. Pernyataan ini juga direspons sama Pak Ganjar dalam Bahasa Jawa yang kurang lebih artinya begini, “Ya nanti saya marahi dulu sebelum kena Bu Risma.”

Hmm, ini jadi kayak seakan-akan wadul (cepu) sama si bapak supaya nggak dimarahi habis-habisan oleh ibu. Apa gara-gara kejadian ini Pak Ganjar ini berusaha mempresentasikan diri sebagai sosok cool dad nih buat para kades tadi?

Terus, Bu Risma jadi angry mom-nya nihHmm, kira-kira, Pak Ganjar berani nggak ya meneruskan laporannya ke Bu Risma? Kan, Pak Gubernur dulu juga pernah bilang kalau lihat Bu Risma itu sambil agak-agak takut. Mungkin, bisa diajak pijet dulu tuh Bu Risma, Pak Ganjar – biar mood-nya enak dulu. Hehe.

Ya, terlepas dari siapa yang jadi cool dad dan angry mom-nya, persoalan apapun itu baiknya memang harus dibicarakan tuh – apalagi data bantuan sosial (bansos) dibutuhkan oleh masyarakat secepatnya. Mungkin, Bu Risma perlu nih mencontoh Claire yang semuanya serba beres kalau ada persoalan apapun di keluarganya. Yuk, bisa yuk! (A43)

Baca Juga: Pijatan Ganjar “Bius” Risma?


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?