HomeCelotehGanjar Jadi Sosok Idaman?

Ganjar Jadi Sosok Idaman?

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo kerap mengunggah video-video yang berisikan dirinya berbincang-bincang sambil bercanda dengan warga. Apakah cowok humoris seperti Ganjar adalah idaman semua orang?


PinterPolitik.com

Dalam proses mencari jodoh, biasanya akan ada kriteria-kriteria yang diterapkan guna menemukan sosok yang dianggap cocok. Nggak jarang, kriteria-kriteria tersebut didasarkan pada fitur-fitur individu yang dinilai menjadi sosok idaman.

Boleh jadi, fitur-fitur fisik menjadi tolok ukur untuk menentukan dengan siapa diri kita akan cocok – entah bentuk badan, wajah, hingga gaya penampilan. Meski begitu, fitur-fitur di luar fisik seperti sifat dan perilaku juga kerap menjadi acuan untuk mencari sosok idaman tersebut.

Kala kita melakukan kegiatan swipe kanan dan swipe kiri, misalnya, sifat, hobi, hingga penampilan turut menjadi pertimbangan. Hampir semua yang pernah terjun di aplikasi kencan (dating apps) tahu lah ya bahwa proses seperti ini memakan waktu yang cukup lama.

Biasanya sih, ada yang bilang kalau cewek itu memiliki satu preferensi utama dari sifat seorang cowok, yakni humoris. Hmm, kata orang-orang, cowok humoris bisa selalu menghibur dan membuat hidup menjadi lebih berwarna lho.

Ya, preferensi ini mungkin ada benarnya juga tuh. Buktinya, semakin ke sini, semakin banyak tuh meme dan lelucon yang kerap dianggap receh tetapi bisa menimbulkan tawa. Pantesan aja kebanyakan jokes receh yang menghibur identik dengan dad jokes (lelucon bapak-bapak).

Nah, kriteria-kriteria semacam ini sebenarnya nggak cuma ketika mencari jodoh lho, melainkan juga ketika mencari sosok pemimpin. Upaya untuk mencari sosok pemimpin idaman yang pas juga susah-susah gampang lho.

Baca Juga: Saatnya Ganjar-Ahok 2024?

Tanpa PDIP Ganjar Bersinar

Mungkin, ada satu pejabat dan politikus yang memiliki sifat humoris bak cowok idaman. Beliau adalah Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo. Gimana nggak? Pak Ganjar ini kalau mimin perhatikan sering lho melontarkan lelucon-lelucon lucu ketika menemui warga.

Baca juga :  Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Jokes-nya Pak Ganjar pun nggak jauh-jauh dari jokes receh sih. Buktinya aja, waktu berbincang dengan seorang pasien Covid-19 yang mengeluh tidak bisa mencium, Pak Gubernur Jateng langsung aja tuh meminta si pasien untuk mencoba mencium orang lain. Wah, bahaya nih, Pak Ganjar. Hehe.

Kalau kalian, gengs, sepakat nggak kalau Pak Ganjar ini bisa jadi semacam sosok idaman? Haha. Idaman untuk jadi apa bagi kalian itu terserah kalian-kalian aja ya, gengsHehe.

Tapi nih, sifat humoris seperti ini dinilai banyak orang kerap menjadi upaya untuk menutupi kesedihan dan kesulitan yang dirasakan dalam hati lho. Bahkan, bercanda pun bisa jadi coping mechanism buat ngehilangin pikiran-pikiran negatif tersebut.

Apa mungkin nih gaya bercanda Pak Ganjar ini jadi coping mechanism juga? Kan, beberapa waktu lalu, ada tuh teman-teman separtai Pak Ganjar di PDIP yang malah me-exclude Gubernur Jateng tersebut? Hmmgimana tuh, Mbak Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani? Hehe.

Eh, kalau Pak Ganjar yang humoris ini bisa jadi sosok idaman, apa Mbak Puan nggak ingin gandeng Gubernur Jateng itu aja? Kan, barang kali bisa cocok tuh. Siapa tahu bisa menghibur Mbak Puan bak “menu utama” yang mendampingi “teh botol”. Upss. (A43)

Baca Juga: Jokowi Dukung Ganjar di 2024?


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?