Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dikenal kerap menggunakan manset bermotif tato ketika melakukan kegiatan bersepeda. “Tato” itu pun akhirnya menimbulkan beragam tanya. Apakah “tato” itu melambangkan bahwa Ganjar telah bergabung dengan geng asal Jepang yang dikenal sebagai Yakuza?
Di suatu negeri indah – sekaligus timpang – yang bernama Nusantara dalam alternate universe Bumi-45, hiduplah seorang laki-laki yang bernama Kak Ganjar. Dia adalah sosok pria yang baik hati, suka menyapa orang sekitar, dan membantu orang-orang yang berjualan.
Orang-orang pun mengenalnya sebagai orang yang baik dan terbuka pada banyak orang. Bagaimana tidak? Setiap orang yang dia temui pun langsung mendapatkan guyonan (lelucon) yang terkadang bisa membuat tertawa – mulai dari anak-anak pelajar pendidikan dasar hingga para pasien Covid-19 yang melalui proses karantina.
Namun, tampaknya, tidak semua orang berpikiran demikian dan memandang Kak Ganjar dengan cara yang sama. Ada beberapa temannya yang justru lebih suka untuk seakan-akan “me-bully” Kak Ganjar – khususnya mereka yang juga suka mengenakan pakaian “merah”.
Alhasil, Kak Ganjar berusaha agar terlihat lebih garang di hadapan teman-temannya. Salah satu cara yang diambil adalah dengan menggunakan tato. Tato ini selalu terlihat ketika Kak Ganjar mengenakan kaos lengan pendek.
Sedihnya, justru ada beberapa orang malah mengira Kak Ganjar telah bergabung dengan sebuah geng ala Jepang yang bernama Yakuja. Pasalnya, ada nilai yang bilang kalau tato-tato semacam itu erat kaitannya dengan orang di luar hukum (outlaws) seperti Yakuja.
Bahkan, Kak Ganjar ini sampai sering memamerkan tatonya kepada anak-anak kecil. Bukan tidak mungkin, sejumlah orang malah resah melihat hal ini – mengingat ada stigma buruk terhadap orang-orang yang memiliki tato, apalagi kalau ingat-ingat zaman Orde Anyar dulu.
Baca Juga: Keris Sakti ala Ganjar Pranowo?
Kak Ganjar: Ini coba lihat nih tatonya.
Bocah: Wah, emangnya asli ini tatonya?
Kak Ganjar: Ya, asli dong. Keren, kan?
Bocah: Lha, ini bukan ternyata? (sambil mencoba memegang tato Kak Ganjar)
Kak Ganjar: Lho, asli ini. Di sebelah ini ada jam tangan.
Bocah: Ah, palsu, ah. Kayak janji para politisi aja.
Kak Ganjar: Waduh. Untung sekarang zaman Pembentukan Ulang. Nanti kalau zaman Orde Anyar, kamu ditanyain balik lho malah. Kayak, “Siapa yang nyuruh kamu tanya begitu?”
Bocah: Eh, iya, ya. Seram juga tuh.
Untung saja, Kak Ganjar ternyata tidak benar-benar bergabung dengan Yakuja untuk menakuti-nakuti pe-bully-nya di kelompok yang berlambang bull juga. Kalau iya, repot juga bila Kak Ganjar nanti ingin keluar – bisa-bisa ada konsekuensi “potong jari”. (A43)
Baca Juga: Ganjar Sebaiknya Pindah ke Golkar?
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.