HomeCelotehFilosofi Sapu ala Hasto PDIP

Filosofi Sapu ala Hasto PDIP

Dalam peringatan hari ulang tahun (HUT) PDIP ke-49, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto melakukan kegiatan bakti sosial dengan bersih-bersih dan aksi tanam pohon. Salah satu aktivitas yang dilakukan adalah menyapu yang diibaratkan bagaikan membatik tanah oleh Hasto.


PinterPolitik.com

Di sebuah alternate universe yang bernama Bumi-69, berdirilah sebuah negeri yang bernama Nusantara. Negeri ini merupakan negeri yang sangat magical – di mana berbagai hal yang mustahil menjadi mungkin.

Namun, bagaikan Yin dan Yang, tidak semuanya berjalan mulus secara magical. Di dunia ini, ada juga mereka-mereka yang tidak bisa melakukan sihir. Mereka disebut sebagai mugel. 

Salah satu mugel tersebut bernama Hesto Kristianto. Berbagai mantra sudah dicobanya – mulai dari lumosobliviateexpect patronum, hingga rudiculus.

Meski begitu, Hesto tetap tidak menyerah. Ia pantang menyerah terus mempelajari berbagai mantra sihir tersebut. Salah satu unsur magical yang dia pelajari adalah sapu terbang – atau juga dikenal sebagai broomstick.

Sapu terbang yang dimilikinya tidaklah sehebat dan semahal Nimbus 2000 milik Heri Puter. Tentunya, juga bukan I Love You 3000, melainkan Kumulonimbus 1973 – sebuah prototipe broomstick yang cukup mumpuni di zamannya.

Kecintaan Hesto pada sapu terbang bukanlah muncul secara tiba-tiba. Kalau tiba-tiba, Hesto sendiri juga pasti kaget. Namun, Hesto suka sapu terbang karena terbiasa dengan sapu-menyapu sejak kecil. 

Bahkan, menurutnya, menyapu adalah kegiatan yang perlu ketelitian dan detail tertentu – layaknya membatik tanah. Hmm, mungkin, Hesto belum sadar bahwa sekarang ada teknik membatik dengan cap yang lebih mudah. 


Baca Juga: Hasto PDIP “Diare” Karena KPK?

Hasto Menuju PDIP-1

Meski begitu, tetap saja Hesto tidak mau menyerah. Akhirnya, Hesto pun pergi ke Akademi Sihir Hogwat dan bertemu dengan si legenda Heri Puter.

Baca juga :  Segitiga Besi Megawati

Hesto: Permisi, Mister Puter (dengan sedikit dialek Inggris). Saya mau belajar menyapu yang kece dong.

Heri: Oooh, mau belajar menyapu yang gimana? Mau sambil ngejar bola nggak?

Hesto: Hmm. Kalau boleh tahu, bolanya bola apa ya? 

Heri: Itu tuh, bola yang biasanya dilempar kayak lempar masalah terus cuci tangan.

Hesto: Hooooh, benar itu, Mister. Di musim pandemi, perlu itu sering-sering cuci tangan.

Heri: Hmm. Saya iyain aja deh.


Hesto pun mencoba berkali-kali untuk terbang menggunakan sapu terbang dengan mengikuti instruksi dari Heri. Namun, Hesto tidak juga berhasil. 

Heri Puter pun berusaha mencari penyebabnya. Mengapa Hesto tidak juga berhasil? Ternyata, oh, ternyata, Heri menemukan banyak “polemik” yang belum “dibersihkan” oleh Hesto di rumahnya yang terletak di Jl. Banteng Moncong Putih. (A43)

Baca Juga: Pak Hasto, Jangan Bermimpi Banyak


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?