Site icon PinterPolitik.com

Fahri Hamzah Jadi Menteri Jokowi?

Fahri Hamzah Jadi Menteri? Jokowi

Jokowi, Fahri Hamzah dan Jusuf Kalla (Foto: istimewa)

“Banyak serap ilmu di luar dan kini akan diterapkan di Medan, Bobby ingin bersatu menerobos barikade, kemudian memproduksi ide baru”. – Fahri Hamzah, Waketum Partai Gelora


PinterPolitik.com

Setelah tidak lagi menjadi bagian dari Partai Keadilan Sejahtera alias PKS, Fahri Hamzah emang menjadi salah satu sosok yang terus mencuri perhatian. Publik bertanya-tanya, akan ke mana arah politik Fahri yang untuk beberapa lama terkenal sebagai tokoh oposisi yang keras dalam kritik-kritiknya, utamanya terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.

Pertanyaan yang demikian ini wajar muncul, mengingat kini Fahri membidani Partai Gelora sebagai Wakil Ketua Umum dan posisinya secara politik beberapa waktu terakhir cukup menarik untuk diikuti. Ia adalah salah satu sosok yang membela “politik dinasti” – jika ingin disebut demikian – yang dituduhkan kepada Presiden Jokowi.

Buat yang belum tahu, putra Jokowi – Gibran Rakabuming Raka – dan menantunya – Bobby Nasution – menjadi dua sosok dari keluarga sang presiden yang kini maju di Pilkada 2020. Selain membela Gibran dan Bobby, Fahri bahkan kini menjadi bagian dari tim pemenangan Bobby di Medan.

Nah, beberapa hari terakhir lembaga-lembaga survei mempublikasikan hasil survei terkait refleksi 1 tahun pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Dia antara pertanyaan-pertanyaan dalam survei tersebut, tersisip pula pertanyaan terkait elektabilitas kandidat untuk Pilpres 2024, menteri-meneteri Jokowi yang paling disukai, dan nama-nama tokoh yang dianggap cocok untuk untuk menggantikan menteri-menteri yang saat ini dianggap “bermasalah”.

Iyess, yang terakhir itu adalah soal reshuffle kabinet.

Dan untuk pertanyaan tersebut, survei dari Indonesia Political Opinion (IPO) memberikan beberapa nama yang dianggap publik cocok untuk menjadi menteri di kabinet Jokowi. Ada Susi Pudjiastuti, Rizal Ramli, Ignatius Jonan, dan – secara mengejutkan – ada nama Fahri Hamzah di sana.

Walaupun presentasinya masih cukup kecil, namun keberadaan nama Fahri dalam survei tersebut boleh jadi mengindikasikan pembacaan publik terhadap arah politik mantan Wakil Ketua DPR RI itu.

Emang sih, untuk posisi menteri mungkin bagi kebanyakan orang agak sulit membayangkannya. Apalagi, pemilihan untuk posisi-posisi di kabinet ini akan sangat bergantung pada partai-partai pendukung koalisi Jokowi.

Tapi, bukan berarti hal ini menutup kemungkinan tersebut. Bisa saja Fahri “diajak” untuk posisi seperti yang saat ini diemban oleh Ali Mochtar Ngabalin sebagai Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, atau posisi lain seperti juru bicara dan sejenisnya.

Jika itu yang terjadi, maka pemerintahan Presiden Jokowi akan mendapatkan tambahan kekuatan – posisi yang sangat mungkin akan menguntungkan Fahri dan partainya yang saat ini juga sedang mencari peruntungannya.

Hmmm, berasa kayak nasihat di film The Godfather nih kalau beneran terjadi. “Keep your friend close, but keep your enemy closer”. Menarik buat ditunggu. (S13)


Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Exit mobile version