“Our freedom of speech is freedom of death” – Chuck D, penyanyi rap asal Amerika Serikat
PinterPolitik.com
Pandemi Corona memang seakan menghentak kehidupan sosial masyarakat ya gengs. Tidak hanya di Indonesia, sebagian besar negara di dunia sudah merasakan pahitnya serangan virus yang diberi nama COVID-19 ini.
Andai nih, Corona ukurannya segede ayam, mungkin udah diburu banyak orang kali cuy buat dimusnahi. Sayangnya sih lawan kita tidak terlihat, makanya susah nih ngalahinnya.
Ya gimana gak emosi gengs, gara-gara si kecil yang tak kasat mata ini, perekonomian dunia di ambang resesi cuy. Gokil sih emang sikecil ini, kecil-kecil cabe rawit banget.
Sekelas negara hegemon seperti Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok aja dibikin kicep ama sikecil ini. Apa lagi Indonesia ya gengs. yaa, bukan kita merasa sebagai negara kecil sih, memang harus diakui cuy bahwa kemampuan kita gak segarang mereka berdua. Gimana nih?
Lebih jauh dari pada itu ya gengs, mari kita lebih fokus pada negara kita saja, dari pada kita melihat negara lain, kurang menarik rasanya. Ah, jadi teringat pribahasa “kuman di tengah lautan tampak, tapi gajah dipelupuk mata tidak terlihat”.
Well, akibat dari virus corona ini, semua pasti sadar dong bahwa secara tiba-tiba nih, banyak banget juru bicara Istana yang muncul. Sampai-sampai nih Fadjroel Rachman atau yang biasa disapa bung jubir ini meminta masyarakat agar “stop kritik negatif tentang corona”. Weleh-weleh, lah terus ini masyarakat kalau tidak boleh mengkritik pemerintah, emang pemerintah sudah bener kerjanya?
Saat ini negara sedang melawan wabah corona atau melawan apa sih cuy, kok masyarakat dilarang mengritik? Bukannya ini udah era Reformasi ya? Apa jangan-jangan bung jubir “suka” cara-cara ala Orde Baru (Orba)? Kok malah ingin membatasi kebebasan masyarakat dalam bersuara?
Kalau di Vietnam ketika terdengar wabah Corona nih, mereka langsung mengambil langkah cepat dan tanggap. Mereka gak main-main cuy, langkah yang mereka ambil dari mengisolasi warganya selama 20 hari, larangan impor satwa liar, hingga meliburkan sekolah.
Bahkan nih, mereka langsung melakukan pemasangan bilik sterilisasi, agar penyebaran virus ini dapat diminimalisir secara cepat. Walhasil, semua warga Vietnam yang suspect corona berhasil disembuhkan.
Nggak seperti di negara kita sebelumnya sih, yang tiba-tiba Menteri Kesehatan malah ber-statement aneh dan mengatakan bahwa masyarakat Indonesia kebal terhadap virus corona”. Kalau menteri kok ber-statement begini.
Terus Indonesia bagaimana nih bung jubir yang terhormat, mau ditanganin seperti apa kasus di Indonesia, masak mau dibiarkan begitu saja?
Mau nambah sampai berapa korban lagi nih baru ditangani? Terlebih nih, data terahir pada tanggal 22 Maret kemarin total kasus Corona di Indonesia sebesar 514, 29 sembuh, dan 48 meninggal dunia. Padahal dengan total korban meninggal dunia sebesar itu, Indonesia masuk dalam kategori menghawatirkan dan menyeramkan loh. Tingkat persentase kematian tertinggi cuy di dunia.
Woy, para pejabat yang terhormat, mau diapain ini kelanjutan masalah ini?
Nggak ada salahnya kok sebenernya mencontoh kebijakan bagus ala Vietnam, terbukti juga kok empat negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina mencontoh kebijakan tersebut dan efektif. Jangan malu-malu dong. Santai saja. Mencontoh kebijakan gak berbayar kok.
Asal bung jubir gak melarang masyarakat buat memberi kritik aja. Upsss, hehehe. (F46)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.