“Tak ada yang lebih kuat dari kelembutan, tak ada yang lebih lembut dari kekuatan yang tenang” – Jenderal Soedirman, Jenderal Revolusi Republik Indonesia
Sobat Pinpol, bagi kalian yang kelahiran tahun 90-an dan menyukai film jadul, pasti tahu dong film yang menceritakan karakter yang bernama Samson. Pemuda yang berasal dari Betawi ini masyhur dengan kemampuan fisiknya yang kuat abis.
Andai dibandingkan dengan kerbau aja, belum tentu deh dua kerbau sekaligus dapat mengalahkan kekuatan si Samson. Lebay sedikit. Hehehe.
Sebenarnya, film ini memang bukan dikeluarkan di dekade 90-an ya, sob, tapi di dekade 70-an, tepatnya tahun 1975. Namun, karena masyhurnya cerita si Samson, film ini sampai terus diputar sehingga orang seperti mimin yang kelahiran 90-an masih mengenal sosok tersebut dengan baik.
Nah, karena saking kuatnya kekuatan fisik Samson, para penjajah Belanda sampai dibuat bingung untuk mencari cara bagaimana mengalahkan doi. Bahkan, suatu ketika, para penjajah ini berani membayar penjahat untuk menyerang Samson secara bersamaan, karena kalau one-on-one alias satu lawan satu sudah pasti kalah.
Eh, ladalah, sudah mengerahkan banyak orang, lah kok tetap saja si Samson ini tetap menang. Sampai-sampai Belanda ini menggunakan cara curang dan mempengaruhi orang terdekatnya, yaitu sang istri agar menanyakan, sebenarnya apa kelemahan Samson ini. Setelah diketahui kelemahannya, jebret, mereka melancarkan strategi untuk memotong bulu ketiak si Samson, dan akhirnya doi bisa dibunuh dan dikalahkan.
Nah, kondisi serupa ini, kelihatannya sedang dialami oleh salah satu pejabat elite istana, cuy, menurut mimin, yaitu Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Pasalnya, kalau diamati secara mendalam dan saksama nih, sob, doi ini sering banget loh mendapatkan serangan dari berbagai pihak yang memang terlihat kurang begitu menyukai langkah dan kebijakan yang dia buat.
Misal nih, sebelumnya, secara tiba-tiba tanpa ada angin dan mendung, eh, awal Agustus kemarin ada gerakan dari kelompok yang mengatasnamakan Aliansi Rakyat Jambi memasang dan menyebarkan spanduk dengan hashtag #Erickout.
Sementara, yang baru-baru ini, ternyata muncul gerakan yang tidak jauh berbeda, yaitu tekanan dari berbagai kelompok agar Pak Erick ini segera dicopot dari jabatannya sebagai Menteri BUMN. Weleh-weleh, lah, kok ada-ada saja ya?
Tidak tanggung-tanggung lagi, gengs, sebanyak 25 kelompok aktivis loh yang menolak dan menekan agar Pak Erick ini dicopot dari jabatannya. Salah satunya adalah aktivis Forum Demokrasi (Fordem).
Alasannya sih macam-macam ya, sob. Salah satunya adalah karena Pak Erick ini dinilai banyak membuat kegaduhan dan gagal dalam mengelola BUMN, karena Pertamina, PGN, Garuda, dan PT KAI saat ini merugi. sSelain itu, kritik mereka juga menyoal timeline vaksin Covid-19 yang berubah-ubah. Katanya akhir tahun tetapi kemudian berubah menjadi tahun 2021.
Hmmm, coba kalian perhatikan. Kok Pak Erick ini layaknya Samson begitu ya, sobat? Banyak sekali oknum yang menginginkan doi ini mundur dari jabatannya saat ini.
Namun, meski serangan itu muncul berkali-kali, tetap saja, doi mampu berdiri tegak. Hmm, apa mungkin karena kedekatan Pak Erick dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi)? Coba lihat. Hampir setiap tim yang baru dibentuk oleh Jokowi, selalu ada lho nama Pak Erick. Hehe. (F46)