Wajah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mudah dijumpai karena terpampang di mesin-mesin anjungan tunai mandiri (ATM) bank-bank milik negara. Mengapa Erick kini hadir di mana-mana?
Ke mana pun orang pergi, banyak orang pasti mencariku. Tentu, bukan aku sepenuhnya yang dicari, melainkan sebuah balok besi yang senantiasa menyala selama 24 jam. Balok inilah yang kini menjadi rumahku.
Sebenarnya, rumah balokku ini tidaklah besar. Dimensinya pun tidaklah juga luas. Mungkin, lebarnya tidak sampai satu meter, yakni hanya sekitar 0,45-0,73 meter. Meski begitu, aku pun cukup bahagia bisa berada di sini.
Bagaimana tidak? Di sini, aku bisa melihat raut muka orang-orang yang datang kepadaku. Tanpa harus bercakap dengan mereka, aku pun juga tahu apa yang tengah mereka rasakan.
Terkadang, ada beberapa dari mereka yang terburu-buru karena hendak berurusan dengan berbagai kebutuhan dan persoalan hidup. Terkadang, ada juga yang hanya datang santai sembari menekan tombol-tombol yang menempel di bagian depan rumahku.
Baca Juga: Indonesia Butuh Erick Thohir 2?
Bahkan, tidak hanya emosi mereka, aku pun bisa tahu seberapa banyak uang yang mereka miliki. Iya, benar. Jumlah uang yang mereka punya dalam akun rekening mereka – mulai dari mereka yang punya sebuah konglomerasi hingga para mahasiswa yang mungkin sedikit miris.
Tenang saja. Tidak usahlah malu kepadaku. Meski bagaimana pun juga uang adalah hal yang berarti dalam dunia yang fana ini, uang bukan tujuan hidupku – khususnya ketika hidupku hanya ada untuk tersenyum di layar atau badan balok besi ini.
Senyuman ini bukan apa-apa kok. Senyuman dan tawa ini bertujuan agar aku terlihat ramah. Paling tidak, aku berharap senyumanku bisa menjadi hal yang menarik bagi kalian semua yang menghampiriku.
Ya, kurang lebih begitulah hidupku. Walau aku bisa melihat “semuanya”, aku juga berharap kalian melihatku. Lirikan semata pun sudah cukup bagiku. Siapa tahu kalian bisa ingat wajahku? Bukan begitu? (A43)
Baca Juga: Airlangga-Erick, Pasangan Cocok 2024?
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.