HomeCelotehErick Thohir Adalah Politisi Introvert?

Erick Thohir Adalah Politisi Introvert?

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengunggah pesan soal apa yang bisa kita pelajari dari orang introvert di akun Instagram-nya. Apakah Erick adalah seorang politisi yang introvert?


PinterPolitik.com

“Belajarlah dari para introvert tentang ini: perbanyak kerjaa, kurangi julid” – Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Bagi kalian yang sedang mencari jodoh, aplikasi-aplikasi perjodohan (dating apps) seperti Tinder dan Bumble mungkin bukanlah hal yang terdengar asing. Sebagian besar dari para jomblo pasti pernah mencoba aplikasi-aplikasi ini.

Nah, cara kerjanya simple. Kita hanya perlu membuat sebuah akun di aplikasi tersebut. Dalam membuat akun, kita bisa menambahkan sejumlah detail tentang diri kita – mulai dari preferensi kencan, foto, hobi, usia, hingga musik favorit.

Namun, di luar itu semua, ada satu detail profil yang bisa dibilang masih baru. Detail ini kerap disebut sebagai MBTI – singkatan dari Myers–Briggs Type Indicator

MBTI ini biasanya terdiri atas empat hingga lima huruf – misal ENFP, INFJ, ISTP, dan seterusnya. Di huruf pertama, kita akan dikategorikan antara huruf E (extrovert) atau huruf I (introvert) – menjelaskan arah fokus kita antara ke luar (outward) atau ke dalam (inward).

Biasanya, individu yang lebih berfokus ke lingkungan di luar diri adalah extrovert. Sementara, individu yang sebaliknya kerap disebut sebagai introvert.

Nah, ngomongngomong soal extrovert dan introvert nih, kemarin kita baru aja memperingati Hari Introvert Sedunia dan ada beberapa pejabat dan politisi yang ikut mengucapkan ucapan selamat atas peringatan hari ini. Salah satunya adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir

2024 Bukan untuk Erick Thohir

Di sebuah unggahan di akun Instagram miliknya, Erick mengatakan bahwa kita bisa belajar sejumlah hal dari para introvert agar bisa sukses. Beberapa di antaranya adalah bagaimana kita perlu memperbanyak kerja dan mengurangi julid.

Hmm, apakah mungkin Pak Erick adalah seorang introvert? Jawabannya sih bisa iya dan bisa nggak. Nggak ada yang tahu juga – kecuali Pak Erick memasang detail profil tersebut di media sosialnya (medsos). 

Baca juga :  Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Apa perlu nih di surat suara juga dimasukkan detail-detail semacam MBTI layaknya di dating apps? Siapa tahu kan MBTI juga mempengaruhi pilihan politik para pemilih kita? Siapa tahu juga kalau Pak Erick yang introvert ternyata bisa lebih sukses kayak kata postingan-nya? Hehe.

Terlepas dari penting atau nggak-nya MBTI di surat suara Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, manajemen citra (impression management) merupakan hal yang penting dalam politik elektoral. 

Berangkat dari konsep yang dicetuskan oleh sosiolog Erving Goffman, manajemen citra merupakan proses – baik secara sadar maupun tidak sadar – untuk mempengaruhi persepsi orang-orang terhadap satu sosok atau individu. 

Jadi, gimana nih, Pak Erick? Kan, dengar-dengar, Pak Erick ingin maju berkontestasi juga di Pilpres 2024? Apakah Pak Erick ingin mencitrakan diri sebagai seorang introvert yang dikenal lebih pendiam atau seorang extrovert yang suka ngobrol dengan banyak orang? 

Pilihannya sih jatuh ke Pak Erick sendiri sih. Ingat lho, Pak Erick, yang harus di-impress bukan hanya followers di medsos, tapi juga para elite politik yang bisa menentukan siapa calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di 2024. Bukan begitu? Hehe. (A43)


spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?