PDIP dan Partai Demokrat saling balas argument setelah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk “duduk manis” saja. Apa perlu diadakan rap battle antara Luhut dan SBY?
Bagi kalian yang suka dengan musik rap dan hip-hop, istilah-istilah seperti diss, feud, beef, dan rap battle pasti udah nggak asing lagi. Gimana nggak? Hampir seluruh rapper dari era ke era pernah ngalamin tuh, paling nggak ya salah satu dari istilah-istilah itu.
Penyanyi rap asal Kanada, Drake, misalnya, pernah tuh ngalamin feud atau beef (pertengkaran) besar dengan salah satu rapper lain, yakni Meek Mill. Beuh, hampir setiap hari dalam seminggu, mereka saling balas dengan lagu sindiran (diss track) baru pas tahun 2015 dulu.
Nggak cuma beef, kadang-kadang, para rapper juga langsung adu rima dan lirik di panggung tuh. Nah, yang kayak gini ini namanya adalah rap battle. Ya, mungkin nih, battle semacam ini kalau di dunia komedi mirip dengan roasting kali ya? Soalnya, waktu battle, para rapper ini juga menyindir satu sama lain.
Mungkin nih, film yang bisa ngegambarin suasana battle yang tegang gitu adalah 8 Mile (2002). Di film yang dibintangi oleh Eminem itu, para rapper digambarkan saling frontal tuh melalui lirik dan rima mereka.
Nah, ada juga yang malah ngebikin rap battle tapi pakai perspektif sejarah dan tokoh. Rap battle yang dikenal sebagai Epic Rap Battles of History di YouTube ini menirukan tokoh-tokoh dunia dan mengandaikan kalau mereka sedang terlibat dalam rap battle. Kocak dah pokoknya.
Baca Juga: Luhut dan Bayangan Teknologi Tiongkok
Ya, gimana pun bentuk battle-nya, intinya cuma satu sih, yakni liriknya harus ngena. Makin “sadis” liriknya, makin mungkin untuk keluar sebagai pemenang. Permainan liriknya pun bisa macam-macam. Bisa double entendre (dwi-makna), permainan kata (wordplay), rima (rhymes), hingga punchline.
Nah, mungkin, rap battle seperti ini udah menginspirasi sejumlah pejabat dan politisi di Indonesia tuh. Gimana nggak? Politikus PDIP Hendrawan Supratikno sepertinya udah mulai menggunakan teknik rima tuh. “Sifatnya kritik konstruktif, bukan destruktif,” ujar Pak Hendrawan.
Usut punya usut, ternyata rima dari Pak Hendrawan ini membalas pernyataan politikus Partai Demokrat Rachland Nashidik yang bilang kalau Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri juga sering mengkritik dan mengadakan demonstrasi waktu Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih menjabat.
Pak Rachland ini juga ngebalas pernyataan pejabat lain lagi, yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Soalnya nih, Pak Luhut dalam salah satu wawancara di sebuah saluran televisi nasional nyaranin agar Pak SBY meniru mantan presiden lainnya – B.J. Habibie – yang tidak banyak melontarkan kritik kepada pemerintah. Kata Pak Luhut sih, harusnya mantan presiden “duduk manis” aja tuh.
Hmm, gimana kalau sekalian aja nih pihak-pihak dari pemerintahan Jokowi – mulai dari Pak Luhut sampai Pak Hendrawan – bikin rap battle aja nih dengan Pak SBY? Apalagi, Pak Hendrawan udah bisa tuh tadi teknik-teknik rimanya.
Tapi ya, yang namanya rap battle yang epic tentu isinya nggak sekadar “duduk manis” ya, Pak Luhut. Nggak asyik dong nanti. Itu mah namanya berbalas pantun ala nikahan – di mana para tamu duduk menyaksikan. Yuk, ditunggu juga rima-rima dan permainan katanya – sampai ada mic drop dah kalau bisa. Hehe. (A43)
Baca Juga: Siasat Luhut ala Loki?
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.