Site icon PinterPolitik.com

Eks-Gerindra Pakai Siasat Mourinho?

Eks-Gerindra Pakai Siasat Mourinho?

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Gerindra Sang Alang mengundurkan diri dan berpindah ke Partai Demokrat. (Foto: Kumparan)

Nah, apa jadinya kalau Gerindra masuk sebagai penentu kebijakan. Sedang jiwa saya yang bagian dari masyarakat selalu bersuara apa yang jadi masalah di masyarakat,” – R. Mardi Hardjono, Musisi


PinterPolitik.com

Drama politik jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 menampilkan perpindahan kader-kader partai politik (parpol) dengan cerita yang berbeda.

Salah satunya dapat dilihat dari perpindahan R. Mardi Hardjono alias Sang Alang yang memantapkan diri untuk keluar dari Partai Gerindra dan bergabung ke Demokrat.

Pencipta lagu 2019 Ganti Presiden” (2018) itu, mengatakan ingin mengubah Indonesia ke arah lebih baik lewat kritik-kritiknya terhadap pemerintah. Sementara, saat ini, Gerindra merupakan bagian dari pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

Alang mengaku tak enak hati jika tetap bersama Gerindra yang kini berada di dalam lingkar kekuasaan. Ia melihat Demokrat menjadi partai yang pas dengan idealisme politik yang dia perjuangkan hari ini.

Anyway, sikap Alang ini mungkin sedikit tidak wajar jika dilihat dalam konteks politik praktis karena kecenderungan politisi memilih untuk bergabung dengan kekuasaan dibandingkan harus berseberangan dan menjadi oposisi.

Pendukung Prabowo Migrasi ke Anies?

Dengan menjadi bagian kekuasaan, para politisi akan mendapatkan keuntungan, yaitu kemudahan untuk mengakses kesempatan mempopulerkan diri – biasa disebut dengan surplus coalition – dibandingkan menjadi oposisi yang seakan selalu diawasi pemerintah.

Ketua Dewan Pengurus Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Abdul Hamid menilai oposisi dan koalisi merupakan sebuah kewajaran dalam demokrasi.

Jika ada yang berkoalisi demi menjaga kekuasaan agar bisa berjalan dengan baik, maka akan ada oposisi yang memberikan arti penting sebagai bagian penguat demokrasi.

Oposisi secara praktis juga punya hubungan dengan kedaulatan rakyat – dengan asumsi tidak adanya jaminan kedaulatan rakyat jika seluruhnya tertampung dan diterjemahkan seutuhnya oleh pemerintah.

Hmm, mungkin, Sang Alang adalah satu dari kemungkinan adanya gelombang perpindahan politisi ke Demokrat. Hal ini sudah lama diramalkan oleh Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

AHY pernah mengatakan Demokrat akan menjadi partai kuda hitam di 2024. Ia percaya dengan peran konsisten Demokrat sebagai oposisi akan memikat konstituen yang juga tidak sejalan dengan pemerintah.

By the way, apa yang dilakukan Sang Alang ini mirip loh dengan apa yang dilakukan oleh pelatih sepak bola kenamaan asal Portugal, Jose Mourinho.

Mourinho yang kini menukangi Tottenham Hotspur sebelumnya menjadi salah satu pelatih unggulan Real Madrid (2010-2013). Periode itu menjadi salah satu era terbaiknya karena memiliki pemain-pemain emas di eranya.

Tapi, tahu enggak sih kalau alasan pelatih yang dijuluki The Special One pindah ke Madrid itu bukan karena klub itu bertaburan bintang, melainkan dia punya obsesi untuk berseberangan dengan rival Madrid, yaitu Barcelona.

Ya, Mourinho ke Madrid hanya untuk berseteru dengan Pep Guardiola, pelatih unggulan Barcelona ketika itu.

Well, terlihat kalau kedua orang ini, Sang Alang dan Mourinho, punya pola yang sama ketika pindah. Namun, kalau memang motif Sang Alang ingin jadi oposisi, bagaimana jika Demokrat 2024 menang? Apakah mau pindah lagi? Hmmm. (I76)


Deklarasi Terlalu Cepat: Anies Akan Dijegal?
Exit mobile version