“Keindahan persahabatan adalah bahwa kamu tahu kepada siapa kamu dapat mempercayakan rahasia” – Albert Einstein, fisikawan asal Jerman
Gengs, menyimpan sesuatu itu boleh-boleh saja. Bahkan, dalam ajaran agama sewaktu SD, guru mimin pun bilang soal menjaga rahasia tuh penting. Lagian misal waktu ujian kelulusan, pasti kita juga melihat ada tulisan “Dokumen Milik Negara. Sangat Rahasia.”
Meski begitu, seharusnya kalau nyimpan rahasia, ya mbok yang profesional. Artinya, jangan sampai memengaruhi gelagat di luar atau gesture. Kalian kalau mau belajar menyimpan rahasia, belajarlah dari sepak bola.
Coba deh bayangkan, saat pelatih datang ke klub kemudian memberi banyak porsi latihan, apa dikira pemain semuanya menikmati alias enjoy gitu? Ya tentu saja nggak lah. Pasti ada satu atau lebih pemain yang kurang cocok dengan model kepelatihan yang ditunjukkan oleh sang manajer.
Namun, karena ini urusannya profesional, mereka nggak pada komen toh. Diam aja gitu dan menjalani porsi latihan sebagaimana mestinya, tanpa menunjukkan geliat ketidaksukaan atau ketidaksetujuan.
Walhasil, dari sikap yang seperti itu lahirlah sosok-sosok hebat seperti Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, yang meski bergonta-ganti pelatih di klub masing-masing, tetap saja keduanya enjoy, cuy.
Logika seperti itu kalau diaplikasikan dalam kehidupan agak relate sih, apalagi kalau dibuat bahan refleksi pemerintahan sekarang. Pasalnya, mimin tuh kayak kadang berpikir atas beberapa hal yang kiranya janggal dalam bilik Istana.
Coba sekarang gini aja. Kalian ngerasa nggak sih kalau setiap ada apa-apa tuh tiba-tiba rencana Istana berubah secepat kilat – atau tiba-tiba orang yang pro Istana bersuara sangat keras daripada sebelum ada kejadian terkait?
Misal nih, soal penunjukan aktor yang menangani kasus Covid-19 di sembilan provinsi berzona merah. Awalnya kita tahu kan kalau Istana tuh menunjuk Mas Erick Tohir buat bertanggung jawab menurunkan angka persebaran si biang kerok Covid-19.
Eh, tiba-tiba baru saja kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan secara tegas kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvest) Luhut Binsar Pandjaitan sebagai aktor garda terdepan, cuy.
Kalau seperti ini, kan kita kebingungan, kira-kira siapa coba yang memegang kendali utama. Atau dalam bahasa organisasi dinamakan koordinator kerja. Nggak mungkin dong ada dua matahari.
Jika sampai ada, tandanya ada sesuatu yang maha dahsyat. Mimin jadi berpikir apa jangan-jangan penunjukan Pak Luhut nih ada sesuatu di baliknya ya, sob? Mimin kok jadi bingung dan penasaran gitu loh.
Kemarin juga Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok tiba-tiba viral lewat aksi marah-marah atas keruwetan tata kelola Pertamina. Giliran ini kok langsung muncul rekaman pun jadi viral.
Hadeuh, mimin rasanya bingung gitu loh dibuatnya sama perilaku para pejabat ini. Apa mungkin ya viral-nya berita soal Luhut dan Ahok ini guna mengalihkan isu yang lain ya – misal kasus Covid-19 yang meningkat tajam di Jakarta?
Hmm, mimin nggak tahu secara pasti sih karena kita hanya bisa bertanya-tanya aja sih. Mungkin, Pak Luhut dan Pak Ahok lah ya yang tahu. Hehe. (F46)