Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini (Risma) memohon maaf kepada anggota-anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terkait upaya pembersihan data ganda di Kementerian Sosial (Kemensos) karena mendapatkan tekanan. Tekanan apa yang ada di balik kata maaf Risma ini?
Bukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini (Risma) bila tidak menarik perhatian publik dan media dengan berbagai ekspresi emosional. Banyak sih yang bilang kalau Bu Risma ini adalah pejabat dan politikus yang drama queen.
Hmm, mimin nggak komentar banyak-banyak deh kalau soal dramaturgi politik ala Bu Risma. Yang penting sih, buat mimin, kebijakan dan pekerjaan yang dieksekusi bisa berjalan baik dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Udah gitu aja.
Canda gitu aja. Hehe. Ya, pokoknya, di tulisan ini, mimin mau ngomongin soal rapat yang dilaksanakan Bu Risma bersama Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) beberapa waktu lalu.
Di rapat itu, Bu Mensos bilang kalau upaya pembersihan data ganda di Kementerian Sosial (Kemensos) mengalami sejumlah hambatan karena mendapatkan “tekanan” dari sejumlah pihak. Kala ditanyai kembali oleh para anggota DPR, Bu Risma malah memohon maaf dan tidak menjelaskan lebih lanjut secara spesifik soal “tekanan” yang dimaksud.
Hmm, mimin merasa kasihan dan sedih sih kalau akhirnya Bu Risma malah mendapat tekanan dari berbagai pihak kala menjabat sebagai Mensos. Kalau kata sejumlah arek-arek Suroboyo, mending mantan Wali Kota Surabaya itu balik ke Kota Pahlawan aja. “Eman nek ke Jakarta di-bully terus,” ucap sejumlah warga Surabaya yang mimin tahu.
Baca Juga: Petualangan Risma Buru ‘Harta Karun’
Tapi nih, bukannya, setahu mimin ya, Bu Mensos itu emak’e Suroboyo yang bonek (bondo nekat) ya? Semua orang yang mengganggu dan mengancam kinerja, Bu Risma biasanya bakal libas dengan kemarahan yang menggebu-gebu dan berapi-api. 🔥🔥🔥
Mungkin nih, kalau di sitkom Bajaj Bajuri (2002-2007), Bu Risma ini mirip Emak Eti – ibunda Oneng – yang kerap marah ke Bajuri nih. Bahkan nih, hampir semua orang-orang di kampungnya Bajuri takut tuh sama si Emak ini.
Tapi ya, lha, kok Bu Risma ini di sini malah menjadi semacam Mpok Minah di Bajaj Bajuri (2002-2007)? Kan, Mpok Minah ini adalah sosok yang dikit-dikit minta maaf. Hehe.
Hmm, masa Bu Mensos nggak berani lagi marah-marah ke pihak-pihak yang memberi “tekanan” ini? Wah wah, bisa jadi mereka juga “berdosa” ke masyarakat lho, Bu. Kan, dulu Bu Risma suka memarahi orang-orang yang dianggap “berdosa” dan “tega” ke masyarakat. Huhu.
Masa “tekanan” Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang beberapa waktu lalu kalah dengan “tekanan” yang satu ini? Kan, Pak Jokowi udah singgung dan marah-marah tuh soal data bantuan sosial (bansos) yang nggak akurat juga.
Ya, semoga aja Bu Risma bisalah ya nyikat pihak-pihak yang memberikan “tekanan” ini. Lha, moso hobi “bersih-bersih” Bu Mensos – termasuk bersih-bersih data Kemensos – terhambat gara-gara wong liyo? Bonek ae pokok’e wes, Bu. (A43)
Baca Juga: Penetrasi Jitu Mensos Risma
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.