“I want to move on but my feelings too strong” – Tyga, penyanyi rap asal Amerika Serikat
PinterPolitik.com
Salah satu partai politik terbesar kini tampaknya tengah dilanda masalah. Setelah keluar sebagai partai pemenang terbanyak pada Pemilu 2019 lalu, PDIP harus menghadapi beberapa persoalan pada awal tahun 2020 ini.
Soalnya nih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu melaksanakan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap eks-Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan. Dugaannya sih, Pak WS ini terlibat dalam kasus suap pergantian antarwaktu (PAW) di antara kader-kader partai berlambang banteng tersebut.
Publik dan media pun akhirnya ramai membicarakan partai ini. Kondisi yang membuat PDIP menjadi sorotan ini tentunya segera ditanggapi.
Beberapa petinggi partai akhirnya hadir dalam sebuah konferensi pers guna memberikan klarifikasi atas kasus yang tengah berjalan itu. Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Yasonna Laoly berusaha menjelaskan apabila PDIP tidak ingin disangkutpautkan sepenuhnya dengan kasus itu.
Uniknya lagi, PDIP disebut-sebut siap merespons dengan tegas. Pasalnya, selain melaksanakan konpers tersebut, partai ini kabarnya juga telah membentuk tim hukum guna “melawan” KPK. Tim ini juga ingin mengupas penggeledahan-penggeledahan yang dianggap tidak sah.
KPK sendiri hingga kini masih belum menemukan eks-kader PDIP yang diduga terlibat, yakni Harun Masiku. Lamanya waktu yang dibutuhkan itupun akhirnya membuat beberapa pihak kesal dengan kinerja KPK.
Politisi Demokrat Benny K. Harman misalnya, mempertanyakan kinerja KPK yang tak segera menangkap Pak Harun dalam rapat dengar pendapat pimpinan dan Dewan Pengawas KPK di Komisi III DPR. Pak Benny sampai-sampai membandingkannya dengan teroris yang biasanya bisa ditangkap dalam waktu 3×24 jam.
Pak Benny juga menyindir bahwa Pak Harun berasal dari partai penguasa. Mendengar hal tersebut, rekan Pak Benny yang berasal dari PDIP – Trimedya Panjaitan – sontak geram dan menyatakan keberatan dengan sikap politisi Demokrat tersebut.
Hmm, mungkin, PDIP sedang merasa sensitif dan bawa perasaan (baper) di tengah-tengah situasi yang tengah dihadapi. Soalnya nih, Pak Benny sebelumnya bahkan tidak menyebutkan nama partai manapun.
Atau, bisa jadi, PDIP merasa baper (bawa perasaan) dengan sejarah hubungan partai itu dengan Partai Demokrat di masa lampau. Kan, kalau diingat-ingat, kedua partai itu sering kali berseteru di masa lalu.
Ya, sebagai rekan kerja satu komisi, Pak Benny dan Pak Trimedya mungkin bisa menyisihkan perteruan masa lalu masing-masing lah. Apalagi, kan, sekarang tengah ada masalah yang dihadapi bersama – seperti untuk menangkap Pak Harun yang masih belum ditemukan oleh KPK keberadaannya. (A43)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.