“Keluarlah dari zona nyaman” – Fourtwnty, band asal Indonesia
PinterPolitik.com
Bekerja untuk pemerintah memang tidak mudah. Terkadang untuk mewujudkan perkembangan dan memenuhi kepentingan negara, kita acap kali harus keluar dari zona nyaman.
Untuk menarik para investor agar berinvestasi di Indonesia misalnya, kadang-kadang pemerintah harus menjemput bola ke tempat asalnya. Apalagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini ingin laju investasi di negara ini dapat meningkat pesat guna menambah lapangan pekerjaan.
Agar hal itu terwujud, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mungkin kini menjadi pihak yang harus keluar dari zona nyamannya dan berbicara pada para pemilik modal di luar negeri. Beliau beberapa waktu lalu sampai-sampai harus melakukan kunjungan kerja ke beberapa negara di Timur Tengah dan Asia Timur, seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Jepang.
Tapi, Pak Luhut tampaknya menemui beberapa hambatan nih. Sampai-sampai, beliau mengeluh soal hambatan itu.
Tantangan itu bukanlah soal minimnya investor yang tidak tertarik untuk menanamkan modalnya. Soal itu, beliau yakin kalau UEA bakal mengguyur Indonesia dengan modal sebesar Rp 280 triliun dalam waktu mendatang.
Namun, problem yang dihadapi ketika perjalanan dinas – kata beliau – adalah minimnya uang yang dianggarkan. Saking sedikitnya tuh, Pak Luhut mengaku harus merogoh koceknya sendiri agar bisa menginap di hotel yang lebih nyaman.
Selain itu, karena kurangnya biaya perjalanan dinas, Pak Luhut harus berpisah dengan para deputinya. Para deputi itu harus bermalam di hotel yang lebih murah. Yah, jadi sedih (L) dong karena nggak bisa bersama.
Hmm, jadi ingat film The Two Popes (2019). Kalau dalam film tersebut, ada Jorge Bergoglio – atau Paus Fransiskus – yang memiliki sifat low-profile. Bahkan, meski kini telah menjadi Paus, beliau tidak ingin tinggal di Istana Apostolik, melainkan memilih untuk tinggal di Casa Santa Marta bersama para pendeta dan uskup yang bekerja untuk Vatikan.
Mungkin, Pak Luhut perlu mencontoh teladan yang diberikan oleh sang Paus. Kalau misalnya para deputi kemahalan untuk menginap di hotel Pak Menko, Pak Luhut bisa aja – seperti Paus Fransiskus – pindah ke hotel yang diinap para deputi. Hehe.
Ya, bagaimanapun, hal yang penting bagi para pejabat dan pegawai negeri sipil (PNS) adalah hasil-hasil yang didapatkan dari perjalanan dinas. Seperti kata Pak Jokowi, Indonesia harus bisa lebih berfokus pada hasil, bukan proses. (A43)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.