Site icon PinterPolitik.com

Corona: Sembilu JK untuk Jokowi

Corona Sembilu JK untuk Jokowi

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) (kiri) ketika berbincang dengan Presiden Joko Widodo (kanan) di Istana Merdeka. (Foto: Setpres)

“A wise man once said the true history of the world is a history of great conversations in elegant rooms” – Tyrian Lannister, Game of Thrones (2011-2019)


PinterPolitik.com

Gengs, kita mau tanya nih sebenarnya. Kenapa sih akhir-akhir ini pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)terkesan sering banget ngelakuin hal-hal yang terkesan aneh dan blunder? Pasalnya,banyak pejabat yang tampaknya labil dalam membuat kebijakan. Hadeuhh, sampai-sampai nih, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berkomentar cadas.

Hmmm, jadi ingat kalimat ini, cuy,A wise man once said the true history of the world is the history of great conversations in elegant rooms.Artinya sih, orang bijak pernah berkata bahwa sejarah sejati dunia adalah sejarah percakapan hebat di kamar-kamar yang elegan.

Kata mutiara di atas keluar dari mulut seorang Tyrion Lannister – salah satu tokoh yang cerdas dalam serial Game of Thrones, cuy. Kalimat yang ditujukan untuk mencairkan suasana di dalam ruangan Daenerys Targaryen agar bisa lebih sadar posisinya sebagai raja pada saat itu memang paling tepat menggambarkan kondisi “lempar lembing kritik” di antara para politisi nasional kita saat ini, cuy.

Ya, kata-kata klasik yang bernada maskulin tersebut bisa kita pakai buat membaca setiap perdebatan tentang kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah dan dikritik oleh Pak JK.

Kenapa kok kita harus membayangkan sebuah ruangan yang sangat elegan dan santai sebagai medium untuk memfasilitasi perdebatan antar tokoh nasional? Ya, tentu saja, sebab kalau kita gunakan arena tinju sebagai fasilitasnya, bisa tambah ambyar negara ini, cuy.

Sudahlah. Kalau ada yang santai, kenapa mesti pakai situasi tegang sih? Kira-kira begitu. Nah, selain itu juga,Pak JK ini kan dulu pernah menjadi partner Presiden Jokowi, kan. Artinya, semarah apa pun situasinya, pasti kondisi adem di hati tetap ada, gengs.

Kenangan mereka terlalu mesra dibanding kejengkelan di tengah perdebatan seputar penanganan pandemi Covid-19. Meski begitu, tetap harus ada fiat justitia ruat caelum – yang kalau dikontekskan berarti keadilan berpikir harus ditegakkan – meski itu harus berhadapan dengan kawan sendiri. Mungkin, seperti itulah yang sedang dialami oleh Pak JK.

Nah, baru-baru ini Pak JK memberikan kritik tajam kepada pemerintah, cuy. Menurut doi, seperti ini, gengs, “Secara aturan dan perintah, aturannya juga masih simpang siur, kadang-kadang jadi tidak jelas, harus terkoordinasi lagi, jadi susah dengan mempertimbangkan waktu, logistik, koordinasi, dan orang-orang yang memiliki keahlian.”

Memang ya, cuy, tebakan pak JK ini gak meleset. Misal nih, soal Bansos, ternyata masih dianggap belum match antara pusat dan daerah. Jadi, Pak JK bilang kayak gitu ya emang sesuai dengan realitas dan keadaan.

Lebih keren lagi, perkataan Pak JK bilang begini nih, “Krisis ekonomi sosial, banyak nganggur dan kemiskinan, produktivitas menurun. PDB (Produk Domestik Bruto) kita pasti turun, antara setengah persen atau negatif. Tidak perlu terlalu khawatir, kita sudah pernah khawatir minus 15 persen tahun ’98. Ini bisa lebih buruk dari ’98.”

Byuhh, dalam banget ya, gengs, masukan Pak JK. Ibaratnya nih, doi sedang menusukkan pisau tumpul kepada pemerintah, cuy. Bayangin tuh betapa sakitnya. Hehehe.

Nah, ini seharusnya jadi masukan penting buat Bapak Presiden. Ya, selain Pak JK ini orang yang dulu menjadi penghuni istana, kritikan Pak JK juga sifatnya prediktif (ada unsur probabilitasnya). Artinya, bisa diambil oleh pemerintah sebagai bahan evaluasi penanganan supaya bisa menentukan langkah yang lebih bijak.

Pokoknya, kritik ini jangan dibiarkan. Sebab, kita kan gak tahu, cuy, apa tujuannya Pak JK. Doi ini juga aktor politik yang susah ditebak. Hehehe. (F46)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Exit mobile version