“Orang bilang tanah kita tanah surga. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman” – Koes Plus, grup musik asal Indonesia
PinterPolitik.com
Pernah gak sih, cuy, kepikiran ingin jadi orang kaya dan bahagia dengan harta melimpah yang tidak habis sampai tujuh keturunan? Semua orang yang tidak terlahir kaya sudah pasti pikiran seperti itu terlintas di kepala mereka. Betul tidak, guys? Hahaha.
Jadi orang kaya memang enak, cuy, menurut banyak orang. Kalau belanja tinggal ambil barang tanpa pikir panjang masalah harga. Apalagi orang kaya yang tinggal di Indonesia, pastilah kebahagiaan menjadi berlipat ganda.
Nah, dengan kondisi saat ini, kira-kira orang kaya di wilayah Jakarta Bogor Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) saat ini bahagia gak ya? Soalnya, kan, kerja di kantor dilarang, mall banyak yang tutup, dan alat transportasi seperti bus dan mobil pribadi pun dilarang menuju daerah di luar Jabodetabek karena adanya larangan mudik dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Apalagi, masa krisis seperti sekarang ini membuat banyak kebutuhan sembako mengalami kenaikan harga. Pastinya memberikan pengaruh tersendiri ya, gengs. Punya banyak uang tapi bingung menggunakannya. Hehehe.
Tidak jauh beda dengan cerita orang kaya di tengah pandemi virus Corona (Covid-19), pemerintah Indonesia juga sedang kebingungan dalam mengatur anggaran, cuy. Yah meskipun katanya negara kaya, tapi tetap saja rancangan dana itu perlu. Betul gak, guys?
Soalnya, lagi ramai, gengs, pemberitaan tentang pengeluaran dana pemerintah dalam sehari bisa mencapai Rp 550 miliar. Jumlah ini hanya untuk pembiayaan di DKI Jakarta saja ya, cuy, belum lagi untuk daerah Bodetabek yang juga terkena dampak Covid-19.
Kata presiden sih, bisa sampai tiga kali lipat dari jumlah dana yang dialokasikan kepada Jakarta. Wadadaw, menurut kalian banyak gak nih, gengs? Mungkin, karena jumlah dana yang tidak sedikit menurut pemerintah ini juga, guys, yang membuat pemerintah pusat ogah untuk menerapkan lockdown dalam skala besar atau nasional sehingga mereka lebih memilih PSBB sebagai solusi terbaik dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Yah, wajar sih. Soalnya, kalau sehari saja sudah menghabiskan dana Rp 550 miliar bagi DKI Jakarta saja, gimana kalau sebulan? Belum lagi, ditambah dengan daerah lain yang juga harus karantina ya, cuy.
Beeeh, bisa jadi sampai triliunan rupiah tuh dalam sehari. Kalau uang segitu banyaknya dibelikan es Oyen mungkin bisa dibuat berenang orang sekabupaten ya, gengs. Hehehe.
Kalau dipikir-pikir, Indonesia sebenarnya mampu tidak sih menanggulangi pandemi ini kalau dilihat secara keuangan. Menurut kalian gimana, guys? Bingung kan jadinya. Kalau kata Rizal Ramli sih, sebenarnya Indonesia mampu, orang kaya kok. Cuman pemerintahnya saja yang gengsi mengeluarkan uangnya.
Tapi, apa benar begitu? Hmmm, kalau melihat dari omongan para pejabat sebelumnya sih begitu. Tapi, mungkin, Pak Rizal Ramli bisa lebih menjelaskan ya. Hehehe.
Kalau melihat kondisi tersebut, kelihatannya sih pemerintah pusat sebenarnya tidak mempunyai anggaran sebesar itu ya, gengs. Makanya, sikap yang dimunculkan seakan enggan kalau disuruh menanggung sendiri. Masih saja selalu minta bantuan daerah untuk menyantuni.
Hmmm, kalau gini aja, seakan-akan daerah mempunyai otonomi dalam mengurus wilayahnya masing-masing. Tapi ketika membicarakan pendapatan, ehhh, sikapnya berbeda. Upsss, hehehe.
Lebih jauh dari itu, kalau kita mengamati sikap pemerintah saat ini, bisa dikatakan ternyata Indonesia tidak sekaya seperti yang dibicarakan oleh orang-orang ya, gengs. Buktinya saja tidak berani menanggung kehidupan masyarakat secara luas. Hehehe. (F46)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.