HomeCelotehColdplay ke Indonesia karena Jokowi?

Coldplay ke Indonesia karena Jokowi?

Band terkenal asal Britania (Inggris) Raya, Coldplay, dirumorkan akan menggelar konser di Jakarta, Indonesia, pada November 2023 mendatang. Akankah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menonton dan bertemu Chris Martin dkk?


PinterPolitik.com

“@jokowi, will you join @bankimooncentre and a coalition of Indonesian climate advocates at #GlobalCitizenLive to make a commitment to the planet? Where you lead, others will follow.  🇮🇩 💚” – @coldplay (Twitter, 18 September 2021)

Pada tahun 2008, dirilislah sebuah lagu yang disebut-sebut lagu rock esensial pada tahun 2000-an. Lagu yang menggunakan sebuah kalimat dalam Bahasa Spanyol sebagai judulnya ini merupakan salah satu hit paling besar dari band-nya, Coldplay.

Ya, lagu apa lagi kalau bukan “Viva la Vida” (2008)? Terinspirasi dari judul lukisan dari pelukis Meksiko bernama Frida Kahlo, Viva la Vida, Chris Martin dkk menggambarkan bagaimana hidup seorang manusia bisa menghasilkan karya besar yang berdampak meskipun banyak persoalan menghantui.

Selain itu, lagu yang menggunakan lirik bertemakan alkitabiah dan Revolusi Prancis 1789 ini juga menggambarkan bagaimana seorang raja bisa kehilangan kerajaan dalam waktu singkat. Ditulis dari perspektif Raja Louis XVI, lagu ini menunjukkan permintaan maaf dan perasaan bersalah sang raja kepada masyarakatnya.

Hmm, mungkin nih, karya Coldplay yang satu ini wajib didengarkan oleh banyak pejabat dan politisi di Indonesia deh. Barang kali, setelah mendengar alur lagu ini, banyak pejabat-pejabat yang gaya hidupnya bermewah-mewahan jadi harus berpikir dua kali. Hehe.

But, terlepas dari pesan lagu ini, Coldplay sendiri juga aktif dalam mengekspresikan pesan-pesan politik lho. Dalam banyak kesempatan, Coldplay aktif bersuara mengenai persoalan lingkungan dan perubahan iklim.

Coldplay Join Us Jokowi

Gara-gara ini, akhirnya, banyak yang bilang kalau Coldplay nggak mau konser di Indonesia karena pemerintahannya yang tidak menerapkan kebijakan-kebijakan ramah lingkungan. Pejabat-pejabat Indonesia seperti Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat akhirnya sampai ikut berkomentar. 

Baca juga :  Jokowi Wrapped 2024

“Coldplay saja tidak mau nyanyi di Indonesia, karena dia anggap kita bukan negara yang peduli terhadap lingkungan,” ujar Viktor pada 2 Agustus 2022 silam. Selain itu, Coldplay disebut pernah “mencolek” Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Twitter dengan mengajak sang presiden untuk berpidato di sebuah konser untuk lingkungan pada tahun 2021 silam.

Waduh, kenapa ya musisi semacam Coldplay bisa membuat heboh satu negara terkait suara politiknya? Hal ini yang dijelaskan oleh Juliet Hess dalam tulisannya Singing Our Own Song: Navigating Identity Politics through Activism in Music.

Menurut Hess, musisi memiliki “privilese” tertentu untuk menyuarakan pesan tertentu. Mudahnya, para musisi-aktivis memiliki posisi unik untuk “membentuk” dunia melalui musik dan karya mereka.

Inilah mungkin kenapa akhirnya publik Indonesia yang udah pengen nonton konser Coldplay jadi menyindir pemerintahan Jokowi yang dianggap tidak ramah lingkungan – meski kabar ini belum dikonfirmasi oleh Coldplay sendiri.

But, guys, untungnya nih, Coldplay dirumorkan akan datang ke Indonesia lho pada November 2023 nanti. Hmm, apakah ini artinya Coldplay akan menyampaikan langsung pesan-pesan politiknya secara langsung pada Jokowi – setelah mention mereka di Twitter diabaikan? (A43)


spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?