“Pengusaha warteg mendapatkan fasilitas jaring pengaman sosial dari lima BUMN untuk program makan gratis di warteg dengan total bantuan sebesar Rp125 juta”. – Eddy Satriya, Deputi Usaha Mikro Kemenkop UKM
Warteg alias warung Tegal mungkin menjadi salah satu tempat makan paling populer, setidaknya di Pulau Jawa. Ini menjadi entitas tempat makan bagi semua kelas, terutama bagi masyarakat kelas bawah, dan identik dengan orang-orang Tegal karena umumnya usahanya dijalankan oleh orang-orang dari Tegal.
Warteg juga menjadi favorit karena menyediakan makanan rumahan yang tentu saja penting karena menjadi salah satu entitas yang menentukan perputaran uang di masyarakat terbawah.
Nah, karena pandemi Covid-19, banyak warteg yang terdampak keras. Seiring menurunnya jumlah orang yang makan di warteg, banyak di antara pengusaha warteg yang mengalami penurunan omset hingga 90 persen dan akhirnya tidak mampu membayar sewa. Mereka sedang pikir-pikir untuk menutup tempat usahanya tersebut.
Baca Juga: FPI, Buah Kesalahan Soeharto?
Hal inilah yang membuat pemerintah bertindak cepat untuk menjaga agar hal tersebut tidak terjadi. Melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), pengusaha warteg disebut akan mendapatkan fasilitas jaring pengaman sosial (JPS) dari lima perusahaan pelat merah alias BUMN. Total bantuan yang diberikan sebesar Rp125 juta.
Adapn 5 BUMN yang memberikan dana bantuan itu adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom, PT Jamrindo (Persero), PT Askrindo (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PMN.
Jadi nantinya akan ada semacam program makan gratis gitu dari BUMN buat para pengusaha warteg. Wih, mantap nih kalau udah mulai ke arah makan gratis hehehehe.
Selain itu, Kemenkop UKM juga memberikan bimbingan kepada pengusaha warteg untuk masuk pada market place alias e-commerce dan masuk laman Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) melalui Bela Pengadaan.
Setidaknya ada 1.322 pengusaha warteg se-Jabodetabek yang sudah dikurasi untuk masuk pada e-commerce serta masuk pada laman LKPP melalui Bela Pengadaan.
Wih, salut untuk kebijakan ini. Soalnya, beberapa sumber menyebutkan bahwa jika tidak ada bantuan dari pemerintah, kemungkinan besar akan ada sekitar 20 ribu warteg di Jabodetabek yang akan tutup pada tahun 2021. Makan di mana kita kalau warteg pada tutup?
Hmm, emang nih Pak Jokowi sebagai Presiden benar-benar memberikan perhatian khusus kepada para anak kos dan perantau lewat kebijakan ini. Lha iya, kalau warteg-warteg pada tutup, di mana lagi coba anak kosan bisa berutang untuk makan? Hehehe. (S13)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.