Site icon PinterPolitik.com

Ceker Ayam, Rahasia Kemajuan Tiongkok?

Ceker Ayam, Rahasia Kemajuan Tiongkok?

Kota Terlarang Tiongkok. (Foto: e-ir info)

“Kami berusaha menyerap kenaikan harga komoditas ini, dengan memanfaatkan seluruh bagian ayam. Itu berarti menggunakan setiap bagian ayam, kecuali bulunya, kurasa.” – Joey Wat, CEO Yum China (YUMC)


PinterPolitik.com

Berita heboh datang dari negeri Tirai Bambu, spesifiknya dari perusahaan Kentucky Fried Chicken (KFC) Tiongkok yang mulai menjual ceker ayam kepada konsumennya. Tercatat dalam sejarah KFC, ceker ayam merupakan menu yang belum pernah diproduksi sebelumnya. 

CEO Yum China (YUMC) Joey Wat mengungkapkan bahwa KFC tidak hanya menjual ceker ayam, tapi juga memperkenalkan menu ujung sayap ayam. Bahkan KFC akan memanfaatkan seluruh bagian ayam yang masih bisa dijual kecuali bulu ayam. Upps. Bisa aja nih bapak CEO. 

Setelah diusut, rupanya YUMC sebagai pemegang waralaba KFC di Tiongkok mengambil kebijakan ini dikarenakan pengaruh harga minyak di Tiongkok yang melambung tinggi seiring dengan inflasi yang terjadi. Menu ceker ayam merupakan bagian dari upaya manajemen untuk meningkatkan efisiensi. 

Anyway, fenomena sederhana seperti penyajian menu ceker ayam KFC Tiongkok, rupanya dapat menjadi clue rahasia kebangkitan negara itu loh. Ya betul, kata kuncinya terletak pada efisiensi atau penghematan. 

Hal ini bisa kita lihat dari peribahasa Tiongkok yang berbunyi, “Liang Ru Er Chu” yang artinya pengeluaran harusnya disesuaikan dengan pemasukan. Seolah ada hukum keseimbangan yang menjadi dasar dari efisiensi yang harus dilakukan oleh masyarakat Tiongkok. 

Efisiensi ini merupakan strategi ekonomi makro Tiongkok dalam menghadapi tahun 2035, yaitu harapan untuk membangun “Beautiful Tiongkok” yang bersandarkan pada efisiensi energi dan pemanfaatan sumber daya di industri-industri utama yang sedang berkembang.

Perang AS-Tiongkok Depan Mata?

Bahkan, Chen Wei dalam bukunya Jack Ma: Sisi-Sisi Tak Terduga Sang Godfather Bisnis Tiongkok, menggambarkan bagaimana Jack Ma menggunakan gaya hidup sederhana, kedisiplinan, ketahanan, hingga kebesaran hati, yang mana itu menjadi kunci keberhasilan setiap usahanya.

Sampai sini kita bisa mengambil insight bahwa strategi penghematan merupakan bagian dari rahasia kesuksesan Tiongkok dalam bersaing pada ekonomi Global. Strategi ini tidak begitu saja turun dari atas ke bawah, tapi telah menjadi budaya yang mengakar.

Btw, fenomena ceker ayam juga punya relasi dengan Indonesia. Dalam beberapa kuliner khas nusantara sering dijumpai opsi tambahan ceker ayam. Ya, meski belum punya data yang pasti, setidaknya hal ini bisa menjadi contoh kalau kita juga peminat ceker ayam loh.

Bahkan nih, banyak mitos seputar ceker ayam di negeri kita. Seperti ada yang mengatakan bahwa makan ceker ayam justru akan membuat kita pintar. Ada pula yang mengungkapkan bahwa makan ceker ayam bisa membuat kita memiliki tulisan yang jelek.

Terlepas dari mitos yang membingungkan ini, satu hal yang dapat kita pelajari adalah, rupanya kunci kesuksesan Tiongkok tergambarkan dalam fenomena ceker ayam KFC. Meski dalam sudut pandang lain bisa juga dimaknai kalau KFC rupanya pandai mengadopsi budaya lokal.

Hmm, ngomongin ceker ayam, jadi teringat pertanyaan masa kecil dulu, “Bagian tubuh dari ayam yang mana yang tidak bisa disebut ayam?” Kalau kepala tetap kepala ayam, paha tetap paha ayam.

Yups, jawabanya telur mata sapi. Meski dari ayam tapi nggak mungkin dong disebut telur mata ayam. Hehehe. (I76)


Jika Partai Komunis Kalah di Perang Sipil Tiongkok
Exit mobile version