HomeCelotehBogor Seperti The Dark Knight Rises

Bogor Seperti The Dark Knight Rises

Kecil Besar

“(Pemkot Bogor) sudah melakukan kebijakan-kebijakan lokal yang kami apresiasi yaitu jam malam, mungkin istilah populernya atau pembatasan kegiatan. Ada yang berhenti jam 6, jam 7, semata-mata di mana berkurangnya kerumunan terjadi penurunan kasus”. – Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat


PinterPolitik.com

Covid-19 memang makin hari makin parah kasusnya di beberapa wilayah. Tak heran, di tengah himpitan persoalan kesehatan, ekonomi dan politik yang ditimbulkannya, banyak pemerintah daerah yang mulai menerapkan kebijakan keras terhadap masyarakatnya.

Di Jakarta, penegakan protokol kesehatan terjadi salah satunya dalam bentuk pemberian denda. Bahkan diberitakan bahwa Pemprov DKI Jakarta mendapatkan pemasukan Rp 4 miliar dari pungutan denda tersebut.

Well, jumlahnya memang besar, tapi bukan untuk dibanggakan. Soalnya, hal ini menunjukkan masih banyaknya masyarakat kita yang tidak peduli pada protokol kesehatan dan arahan dari pemerintah. Duh, bakal makin susah pengendaliannya.

Nah, kebijakan lain juga diterapkan di beberapa daerah, misalnya di Kota Bogor. Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, akan ada pembatasan aktivitas sejak jam 6 atau jam 7 sore. Itu artinya kerumunan orang, tempat berjualan, kafe, dan lain sebagainya sangat mungkin diharuskan untuk tutup lebih awal.

Wih, padahal kota Bogor itu terkenal karena banyak kafe yang bagus dan jadi tempat tongkrongan asik. Udah bisa dipastikan bakal banyak yang akan merugi akibat kebijakan ini. Tapi mau gimana lagi, mungkin ini jalan terbaik untuk membatasi aktivitas masyarakat dan menekan penyebaran virus berbahaya ini.

Mungkin Bogor bakal jadi kayak Gotham City di film The Dark Knight Rises. Buat yang belum tahu, di film itu, jagoan kita, Batman, harus berhadapan dengan Bane dan kawanannya yang menyandera kota Gotham dan menjadikannya seperti kota yang dilanda perang. Ada jam malam, tempat-tempat usaha juga banyak yang ditutup, dan lain sebagainya.

Baca juga :  Dedi Mulyadi Bukan Jokowi?

Intinya mencekam banget lah situasinya. Nah, mungkin Bogor bakal jadi kayak gitu di malam hari. Uppps.

Yang jelas, apapun kebijakan yang diambil pemerintah daerah, memang sudah sewajarnya diarahkan untuk sebesar-besarnya kemaslahatan orang banyak. Udah pasti nih kebijakan jam malam ini bakal ditolak oleh banyak warga Bogor, terutama mereka yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan makanan dan sejenisnya di malam hari. Tapi, mungkin ini yang terbaik yang harus dilakukan.

Seperti kata Batman: “It’s not who I am underneath, but what I do that defines me”. Jiahhh. Hehehe. (S13)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Prabowo Lost in Translation

Komunikasi pemerintahan Prabowo dinilai kacau dan amburadul. Baik Prabowo maupun para pembantunya dianggap tak cermat dalam melemparkan tanggapan dan jawaban atas isu tertentu kepada publik, sehingga gampang dipelintir dan dijadikan bahan kritik.

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

The Danger Lies in Sri Mulyani?

IHSG anjlok. Sementara APBN defisit hingga Rp31 triliun di awal tahun.