Site icon PinterPolitik.com

Bingung Tiada Henti Megawati?

bingung tiada henti megawati

Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan pidato di peringatan HUT ke-50 PDIP. (Foto: Media Indonesia)

Megawati Soekarnoputri dihadapkan dengan pertimbangan menunggu momentum untuk mengumumkan kandidat calon presiden (capres) yang akan diusung oleh PDIP. Untuk siapakah momentum Megawati ditujukan?


PinterPolitik.com

 “Seluruh nama ada pada Ibu Ketua Umum (Megawati), namanya sudah dikerucutkan, tinggal menunggu momentum pengumuman” – Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jendral (Sekjen) PDIP

Terkadang, untuk menentukan sebuah pilihan memang terasa sangat sulit. Setidaknya, hampir semua orang pasti pernah merasakan hal tersebut jika dihadapkan dengan beberapa pilihan. 

Menentukan pilihan kerap kita rasakan di kehidupan sehari-hari – contohnya pada saat dihadapkan dengan pilihan bingung untuk menentukan mau makan apa hari ini. Rasa bingung menentukan pilihan memang kerap kali muncul ketika hendak memesan makanan. Bener nggak sih?

Wah, pilihan menu makanan yang bervariasi semakin banyak nyatanya malah akan semakin membuat kita merasa terbebani dan akan membuat kita semakin merasa sulit untuk memilih lho.

Nah, peristiwa bingung menentukan pilihan pada kehidupan sehari-hari sebenarnya juga bisa dirasakan oleh Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri.

Namun, menentukan pilihan yang dialami oleh Megawati bukan persoalan memilih makanan. Lebih tepatnya, pada persoalan pemilihan bakal calon presiden (capres) 2024 yang akan diusung oleh PDIP.

PDIP sampai saat ini memang belum mengumumkan nama capres yang akan diusung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto, mengatakan bahwa proses penjaringan bakal capres PDIP sudah disiapkan.

Namun, Megawati masih menunggu momentum untuk mengumumkan capres yang akan diusung oleh PDIP. Hmm, kalau gitu, kenapa Megawati masih menunggu momentum untuk mengumumkan nama capres yang akan diusungkan pada Pilpres 2024 ya?

Jawabannya dapat terlihat karena PDIP masih memiliki berbagai pertimbangan untuk mengeluarkan nama capres yang akan diusung.

Tentunya, pertimbangan yang dilakukan oleh Megawati didasarkan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan-tujuan politik. 

Mengacu dalam buku Strategi Politik oleh Peter Schorder, strategi politik defensif (bertahan) memiliki arti bahwa partai politik yang sedang berkuasa atau berkoalisi dengan pemerintah akan mempertahankan mayoritas dalam pangsa pasar – dalam hal politik perolehan dukungan dan suara mayoritas yang hendak dipertahankan.

Terdapat tiga fase kriteria yang perlu diperhatikan untuk menentukan strategi politik menurut Peter, yaitu dengan melakukan analisa situasi, keputusan strategis, dan implementasi strategis.

Megawati bisa saja menerapkan strategi tersebut untuk mengusung bakal capres 2024 untuk bisa mempertahankan suara mayoritas pendukungnya. 

Hmm, namun, apakah mungkin Megawati masih dihadapkan pemilihan yang berat antara mengusungkan pemilik elektabilitas tinggi – Ganjar Pranowo yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah (Jateng) – atau mungkin kepada Puan Maharani sebagai calon penerus trah Soekarno. Hmm, dilemanya Bu Mega mungkin sama halnya seperti kalau kita bingung mau pesen makan apa kali ya? Hehe. (S85)


Exit mobile version