Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai oleh Kishore Mahbubani – profesor di National University of Singapore (NUS) – menjadi salah satu presiden dan politikus yang jenius. Bahkan, kejeniusan Jokowi juga dibandingkan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Di pagi itu, Gedung Putih yang berlokasi di alternate universe Bumi-45 tampak lengang seperti biasanya. Namun, sejumlah staf khusus muda ala Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tengah sibuk bekerja.
Tampak juga batang hidung ‘The Celtic’ – sebuah nama kode yang diberikan untuk Biden – yang juga sedang bersiap. Ternyata, oh, ternyata, Biden akan segera terbang menuju Roma, Italia, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 – di mana Celtic akan bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara lainnya untuk mendiskusikan situasi ekonomi global yang tengah dilanda oleh pandemi Covid-19.
“President Biden might be one of the most illegitimate presidents in the US history, according to survey that was held by our CNN poll. Well, we do not know for sure if the President has to worry about it because this is how 78 percent of our Republican respondents sees it,” bunyi suara pembaca berita yang berasal dari salah satu televisi di Gedung Putih. Tentu saja, Biden pun merasa sedih.
“Of everything I have done, it is all for my country. Surely, I, one hundred percent, will not be like Trump,” keluh Biden ketika berhenti sejenak dari persiapannya untuk menonton tayangan berita tersebut. Meski begitu, Jill Biden berusaha menenangkannya dan sang presiden pun berangkat menuju Roma.
Setibanya di Roma, Biden bertemu dengan sejumlah pemimpin dalam gelaran KTT G20 pada 30-31 Oktober 2021. Salah satunya adalah Presiden Negara Indonesia Joko Widodo. Biden pun terkesima melihat Joko yang tampak semringah di hari itu.
Baca Juga: Jokowi-JK Bersemi Kembali?
Biden: Hey. Joko, right? How are you doing?
Joko: Mr. President! I am fine. Thank you.
Biden: You know? I read a story about you while I am on my way here. I think it is Professor Mahbubani’s. It says you are a genius leader and politician.
Joko: Yes. Yes. Thank you, Mr. President.
Biden: Do you know that I was also mentioned by Professor Mahbubani in that story? I was being compared to you since he thinks that you have a well-bridged political division. Do you mind to give me some suggestions on that?
Joko: Well. I see. It is because we Indonesians must unite. It is to keep our nation united. So, the next morning after the 2019 Election, I call my political rival, Pak Prabowo. And I gave him some offer. We think it is our best interest to unite for the nation.
Biden: Prabowo? He is your Defense Secretary, isn’t he? Well, I heard about him. So, you think I should have been able to bridge the political division in my country too?
Joko: Yes. Yes. Of course.
Setelah percakapan yang dilakukan di sela-sela pertemuan KTT G20 tersebut, Biden pun memutuskan untuk kembali ke negaranya. Di Kota Washington, sang presiden langsung melakukan sejumlah manuver untuk bisa menjadi pemimpin yang jenius seperti Joko.
Keesokan harinya, sebuah tayangan berita pun mencuat. “It has come to our realization that President Biden has announced that the former president, Donald Trump, would join his cabinet as the new Secretary of Defense…” Ternyata, oh, ternyata, Trump pun bisa bersatu dengan Biden demi kedamaian dan persatuan AS di Bumi-45. (A43)
Baca Juga: Jokowi si Politisi Jenius?
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.