Site icon PinterPolitik.com

Berharap PDIP, PKS Lelah Kalah?

berharap pdip pks lelah kalah

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Aboe Bakar Alhabsyi (kanan) dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bertemu saat DPP PKS berkunjung ke DPP PDIP pada April 2021. (Foto: PKS.id)

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan jika partainya menutup pintu koalisi dengan PKS pada Pilpres 2024. Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi pun menegaskan jika koalisi itu seperti mencari jodoh sehingga tidak jarang ‘bertepuk sebelah tangan’.


PinterPolitik.com

“Cause you know what they say. If you love somebody, gotta set them free. I love you but I’m letting go” – Pamungkas, “I Love You But I’m Letting Go” (2018)

Bagaikan minyak dan air, mungkin itu istilah yang menggambarkan hubungan antara PDIP dan PKS. Kedua partai ini seolah tidak pernah bisa bersatu dalam suatu koalisi politik sehingga keduanya lebih sering berseberangan dalam dinamika politik Tanah Air. 

Seperti misalnya pada dua periode pemerintahan Jokowi, PKS selalu berada di barisan oposisi. Demikian sebaliknya, saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), PDIP berada di luar pemerintahan sedangkan PKS ada bersama dengan pemerintah. 

Meski seolah tidak pernah ‘bersatu’ nyatanya keduanya bisa lho bersanding dalam suatu koalisi di daerah. Berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), tercatat PDIP dan PKS berkoalisi di 33 daerah. Bahkan, keduanya merasakan ‘buah’ yang manis ketika berhasil membawa pasangan Nurdin Abdullah dan Sudirman Sulaiman menang di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan (Sulsel). 

Well, kondisi ini membuktikan jika keduanya bisa bergandengan tangan untuk mencapai suatu tujuan. Maka, tidak heran apabila Juru Bicara (Jubir) PKS Muhammad Kholid menegaskan supaya semua pihak termasuk PDIP agar tidak berlebihan dalam bersikap.

Hmm, masuk akal sih kalau mengacu dari koalisi PDIP-PKS di daerah. Meski kecil, peluang tetap ada untuk kembali bergandengan tangan. 

Apalagi, Ketua Majelis Syura PKS Dr. Habib Salim Segaf Al Jufri mengemukakan jika partainya siap untuk berkolaborasi dengan seluruh partai politik. Bahkan, ia menilai penolakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto terhadap partainya merupakan opini pribadi bukan mewakili partai politik berlambang ‘banteng’ itu. 

Wah, bila benar begitu, lantas kenapa sepertinya Hasto tegas menolak koalisi dengan PKS? Kalau diperhatikan, hubungan PDIP-PKS ini seperti sepasang crush, yang mana salah satunya merasa cintanya tidak terbalaskan. Ya, seperti di dalam film drama pada umumnya. 

Kalau dilihat dari teori dramaturgi yang dikemukakan Erving Goffman dalam bukunya yang berjudul The Presentation of Self in Everyday Life, penolakan PDIP ini seperti sebuah drama yang dilakukan untuk menuai reaksi positif dari pihak lain. Ya, mungkin untuk mempertahankan suara pendukungnya yang cenderung ‘nasionalis’. 

Hm, apakah ini yang namanya ‘cinta yang bertepuk sebelah tangan’? Jadi teringat dengan lagunya Pamungkas yang berjudul “I Love You But I’m Letting Go” (2018). Hmm.

Well, tampaknya ‘cinta bertepuk sebelah tangan’ ini cukup melelahkan bagi PKS. Mengingat, Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi menegaskan partainya tidak ingin berada di luar pemerintahan di 2024 mendatang. 

Wah, sepertinya ada yang ‘capek’ selalu kalah nih. Masa iya PKS mau mencontoh Manchester United (MU) yang selalu kalah dalam hampir setiap pertandingan musim lalu? (G69) 


Exit mobile version