Jelang Pemilu 2024, akan ada wacana ‘koalisi besar’ gabungan dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Apakah ini strategi PDKT ala Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto?
“Koalisi kan makin besar makin bagus” – Ketua Umum (Ketum) Golkar Airlangga Hartarto
Setuju nggak, guys, sebelum menjalin sebuah hubungan yang serius harus melewati fase PDKT – alias pendekatan – terlebih dahulu? Fase PDKT memiliki tujuan awal untuk bisa saling mengenal lebih dalam sebelum memutuskan menjalin hubungan yang serius.
Memang sih, tujuan dari PDKT adalah untuk menemukan kecocokan dalam melanjutkan ke hubungan yang serius. Upaya menunjukkan komitmen membuat sebuah hubungan harusnya bisa terjalin secara pasti ke depannya.
Hmm, ngomongin soal PDKT, sangat bisa terjadi kalau sebuah hubungan yang akan dijalin kandas begitu saja. Bahkan, bisa juga lho, fase PDKT berubah menjadi HTS (hubungan tanpa status).
Mungkin, para penikmat HTS akan lebih senang kalau menjalin hubungan dengan kebebasan tanpa harus terikat dalam sebuah hubungan yang serius. Wah, istilah-istilah tersebut pasti tidak asing lagi didengar atau malah pernah dirasakan sebagian generasi milenial dan Generasi Z nih.
Eits, agaknya, soal PDKT dan HTS nggak cuma dirasakan oleh generasi muda aja, tapi juga sedang relatable dengan keadaan Partai Golkar saat ini. Pasalnya, Ketua Umum (Ketum) Golkar Airlangga Hartarto melemparkan sinyal secara terbuka untuk membentuk koalisi besar.
Wacana koalisi besar nantinya gabungan antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang total terdiri dari lima partai politik, yaitu Golkar, Partai Gerindra, PKB, PAN, dan PPP.
Uniknya, di saat yang sama, hubungan Golkar dengan NasDem tetap terjalin meski keduanya berada di koalisi yang berbeda jelang Pemilu 2024. Kalau dalam hubungan kedekatan, antara Golkar dengan NasDem layaknya HTS nggak sih?
Jika mengacu pada buku Kerangka Penguatan Partai Politik di Indonesia oleh Lili Romli dkk, strategi jangka panjang bisa dilakukan oleh para pimpinan partai untuk dapat membawa partainya sebagai sarana komunikasi dan diskusi dengan partai politik lain dalam rangka membangun koalisi atau aliansi strategis. Strategi jangka panjang partai politik dengan membangun koalisi sangat berkaitan dengan apa yang sedang dilakukan Airlangga untuk membangun koalisi besar.
Mungkin nggak kalau kehadiran Airlangga di acara tersebut sedang coba menebarkan pesona? Ya mungkin aja sih. Bisa jadi, ini untuk menunjukkan kalau dirinya dan partainya, Golkar, memiliki charm untuk membentuk koalisi dengan siapapn.
Soalnya kan, Airlangga belum sepenuhnya di-endorse sebagai calon presiden (capres) oleh partai lain selain Golkar sendiri. Mungkin, jadinya, Airlangga masih harus berusaha untuk PDKT dan menunjukkan bahwa dirinya punya charm terntentu di antara partai-partai koalisi manapn?
Kalau gitu, semangat PDKT-nya ya, Pak Airlangga. Siapa tahu kan HTS dengan dua koalisi yang berbeda bisa berubah menjadi satu status di antara salah satu koalisi itu? Hehe. (S85)