“Jakarta kebanjiran, di Bogor angin ngamuk,” – Benyamin S., Kompor Meleduk
PinterPolitik.com
Perkara banjir di ibu kota sampai saat ini masih jadi pembicaraan banyak pihak. Gak jarang, pembicaraan ini disertai dengan aksi saling tunjuk siapa yang paling salah dan paling bertanggung jawab atas genangan air yang terus datang.
Paling gampang sih memang menyalahkan Gubernur DKI Jakarta terkait dengan air yang melimpah itu. Emang sih, hal ini gak bisa dibilang sepenuhnya salah. Mau gimanapun, gubernur punya langkah paling diharapkan buat mengatasi banjir, terlepas siapapun gubernurnya, apapun agama dan partainya. Seperti Pak Anies Baswedan sekarang, langkah konkretnya jelas ditunggu.
Tapi, pernah kepikiran gak sih kalau urusan banjir ini boleh jadi gak cuma terkait dengan kebijakan pemerintahan aja? Pernah kepikiran gak kalau sebenarnya mungkin ada perkara pertentangan kelas dalam urusan banjir dan mungkin isu lingkungan secara luas?
Tsailah, ngomongin kelas, sok progresif banget sih.
Eits, coba lihat dulu deh. Dalam beberapa waktu terakhir, ada sekelompok masyarakat yang kurang memiliki privilege melakukan demonstrasi atau protes kepada kelompok masyarakat lain yang punya lebih privilege.
Salah satu indikasi dari hal itu misalnya adalah aksi demonstrasi warga ke Mal AEON Jakarta Garden City (JGC) Cakung, Jakarta Timur. Dalam demonstrasi tersebut, warga menilai perumahan JGC telah menyebabkan banjir di kawasan tempat tinggal mereka. Pasalnya, menurut mereka setelah tinggal lama di kawasan tersebut, baru terjadi banjir setelah perumahan JGC dibangun.
Dari aksi warga tersebut boleh jadi ada gambaran warga biasa yang kebanjiran, sementara di sisi seberangnya ada perumahan dan mal yang gak sepenuhnya kebagian genangan air.
Oke, mungkin ini cuma satu kasus, dan mungkin masih bisa ditelusuri lebih lanjut soal kebenarannya. Tapi, dalam banyak kasus, orang yang punya privilege sering kali lebih aman dari banjir ketimbang mereka yang gak punya. Masih inget dong kiriman foto netizen yang menggambarkan ada orang berenang di hotel sementara kawasan tetangganya terendam banjir?
Lebih jauh, warga tak ber-privilege bukan hanya terimbas banjirnya aja, tetapi langkah antisipasinya juga. Warga misalnya suka kena penggusuran buat mengatasi banjir. Sementara itu, pengembang-pengembang besar gak pernah tuh kena gusur meski bangunan mereka berada di kawasan resapan.
Dari hal itu, mungkin gak sih sebenarnya perkara banjir tuh adalah perkara elite vs warga?
Ya, gak tahulah. Tapi itu bisa jadi something to think about. Semoga aja pemerintah bisa mengutamakan warganya ya, bukan cuma elite yang punya privilege aja. Hal ini bisa dimulai misalnya dengan mengevaluasi berbagai izin pembangunan di kawasan ibu kota. (H33)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.