“Jakarta kebanjiran, di Bogor angin ngamuk,” – Benyamin S., Kompor Meleduk
PinterPolitik.com
Kawasan ibu kota mengawali tahun 2020 dengan duka. Sesaat setelah air hujan turun deras di kawasan Jabodetabek, air banjir segera menggenangi sejumlah titik di kawasan tersebut. Tak pelak, air mata pun mengalir dari masyarakat yang terdampak oleh musibah tersebut.
Memang, banjir seperti telah menjadi agenda tahunan bagi masyarakat di sekitar ibu kota. Meski demikian, banjir tetap gak bisa dianggap sebagai sesuatu yang wajar, wong ini musibah dan gak ada yang mau terkena bencana. Oleh karena itu, pihak yang punya otoritas kerap dimintai langkah konkret untuk mengatasi probema ibu kota ini.
Nah, permintaan semacam itu juga brelaku kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat banjir di awal tahun ini terjadi. Mantan Mendikbud ini seperti langsung disodorkan segunung pekerjaan rumah untuk menghadapi bencana tersebut.
Kalau dilihat di media sosial, sejumlah tagar digunakan untuk melakukan kritik tajam kepada Anies dalam menangani banjir di ibu kota. Tagar seperti #Aniesgabisakerja didengungkan netizen utamanya oleh para buzzer yang beroposisi kepadanya.
Berbagai perkara pun diungkit untuk mempertanyakan langkah Pak Anies dan jajarannya. Salah satu yang paling sering disoroti adalah langkah DKI Jakarta yang memilih mengurangi anggaran penanggulangan banjir sebesar Rp 500 miliar.
Kondisi-kondisi tersebut membuat citra Anies berada dalam kondisi yang tengah benar-benar dipertaruhkan. Memang sih, kan ini lagi musibah, urusan citra ini bukan jadi prioritas utama. Meski demikian, ada konteks lain yang bisa dilihat dari langkah Pak Anies dalam menangani banjir.
Jadi, Pak Anies ini kan memiliki potensi kuat untuk berlaga di beragam Pemilu beberapa waktu ke depan. Sebagai petahana, ia memliki peluang untuk mempertahankan posisinya sebagai orang nomor satu di Pilgub DKI Jakarta. Tak hanya itu, ia juga kerap digadang-gadang sebagai sosok potensial untuk memperebutkan kursi kepemimpinan nasional khususnya menjadi capres di tahun 2024.
Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut, banjir di tahun ini akan menjadi ujian dan pertaruhan besar baginya dalam menjaga citra positif dirinya di mata calon pemilih. Banjir ini kan bencana yang berdampak dan disorot amat luas. Kalau misalnya bisa melakukan penangangan ketika dan setelah bencana dengan baik, maka dampaknya baik pula bagi kans-nya dalam sebuah pemilihan.
Sebaliknya, kalau misalnya gagal menunjukkan perhatian maksimal dalam musibah banjir ini, maka citra positifnya dalam sebuah pemilihan dapat mengalami penurunan.
Nah, Pak Anies mungkin bisa mengambil pelajaran dari bagaimana Presiden Barack Obama menangani Badai Sandy saat berlaga di Pilpres AS 2012. Kala itu, banyak yang mengaggap kalau penanganan Pak Obama dalam badai tersebut memberi pengaruh pada kemenangan dia.
Merujuk pada hal itu, kita tunggu aja nih apakah Pak Anies bisa tampil seperti Obama atau enggak setelah banjir ini. Terlepas dari itu semua, kita doakan aja pihak-pihak yang berotoritas baik di tingkat nasional maupun regional bisa menangani banjir ini dengan baik dan masyarakat yang terdampak bisa segera mendapat rasa aman. (H33)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.